Breaking News:

Jadi Oleh-oleh Khas Surabaya, Begini Kisah Sambal Bu Rudy yang Melegenda

Satu oleh-oleh yang wajib dibawa usai liburan dari Surabaya adalah Sambal Bu Rudy. Inilah kisah awal mula Bu Rudy memulai bisnis sambalnya.

Editor: Sri Juliati
Kompas.com/Silvita Agmasari
Sambal Bu Rudy dari Surabaya 

TRIBUNTRAVEL.COM - Satu oleh-oleh yang wajib dibawa usai liburan dari Surabaya adalah Sambal Bu Rudy.

Bu Rudy dengan nama asli Lany Siswadi adalah sosok di balik kesuksesan bisnis sambal tersebut.

"Saya itu tidak suka masak, tetapi saya diberi talenta memasak," kata Bu Rudy yang ditemui di acara jumpa pers Kampoeng Legenda, di Hotel Ciputra Jakarta, Kamis (10/8/2017).

Bu Rudy berkisah, dirinya lahir di Madiun tahun 1953, saat peristiwa PKI memberi efek negatif kepada kota kelahirannya.

"Zaman itu sangat susah, apa yang bisa dimasak saat itu?" ungkap Bu Rudy.

Demi kehidupan yang lebih baik, Bu Rudy muda akhirnya merantau ke Surabaya.

Ia memulai bisnis sepatu di Pasar Turi dan bertemu jodoh di Surabaya.

Kebetulan sang suami hobi memancing, sehingga ia sering diberi ikan oleh suami yang pulang memancing.

"Karena saya orang Madiun, saya buat sambal."

"Orang Madiun bisa makan lombok (cabe) walau tanpa ikan (lauk)," kata Bu Rudy.

Dari sana ia mengundang kawan-kawannya untuk makan bersama.

Kawannya kemudian mendorong Bu Rudy untuk menjual masakannya.

Setelah Pasar Turi terbakar, Bu Rudy fokus menjual makanan.

Pada tahun 2000 ia berjualan makanan di mobil.

2 dari 2 halaman

Hidangan andalannya adalah nasi dan sambal udang.

"Dari teman cerita ke teman, menyebar begitu saja. Saya tidak pernah iklan. Semua serba spontan," ungkap Bu Rudy.

Kelezatan masakan Bu Rudy, terutama rasa sambal udangnya yang khas, membuat dirinya sukses.

Kini ia memiliki enam cabang rumah makan.

Bu Rudi sendiri tak setuju jika rumah makannya disebut restoran.

Ia lebih suka rumah makannya disebut warung, depot, atau pasar.

Sebab menurut Bu Rudy, yang ia jual adalah makanan khas Jawa dan tak ada menu pasti.

"Sesuai bahan yang ada hari itu, jadi semua spontan saja."

"Misal saya mau makan balado, saya buat sambal hijau. Ada tempe, saya buat tempe gembos," katanya.

Banyaknya saingan juga tak membuat Bu Rudy khawatir.

Menurutnya, rizki sudah diatur oleh Tuhan.

"Saya tidak ambil pusing, tetapi ada sekarang ada yang muncul dengan merek Pak Rudy."

"Orang kira saya cerai sama Pak Rudy, suami saya," ceritanya sambil tertawa.

Bu Rudy menjamin seluruh makanan yang dibuat, termasuk sambal, tak menggunakan bahan kimia selain penyedap.

Kini ia juga memberi "tongkat estafet" bisnis sambal dan rumah makan kepada anaknya.

Berita ini sudah dimuat di Kompas.com dengan judul Kisah Sambal Bu Rudy yang Melegenda di Surabaya

Selanjutnya
Sumber: Kompas.com
Tags:
SurabayaBu RudyMadiun Petis Gilga Sahid Taman Harmoni Botanika Restaurant Stasiun Kandangan
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved