Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Guys tahukah kamu ada banyak mitos di luar sana yang masih dipercaya sampai sekarang?
Mungkin beberapa di antaranya juga masih kamu yakini.
Misalnya mitos yang menyebutkan jika bunglon merubah warna kulitnya untuk menyesuaikan lingkungan.
Atau banteng yang marah jika melihat warna merah.
Mitos ini uniknya bahkan sampai ada dalam pelajaran.
Faktanya, banyak mitos tentang binatang yang ternyata salah.
Dilansir TribunTravel.com dari laman boldsky.com berikut 8 mitos yang salah dan faktanya.
1. Anjing hanya bisa melihat warna hitam dan putih

Belum terbukti jika anjing hanya bisa melihat hitam dan putih.
Kenyataanya mereka juga bisa melihat warna lain.
Meski jumlah warna yang mereka lihat tak sebanyak yang kita lihat.
2. Banteng bereaksi terhadap warna merah

Warna merah sering digunakan dalam pertunjukan matador di Spanyol.
Mereka mengira jika warna merah dapat membuat banteng menjadi lebih agresif.
Kenyataanya bukan warna merah yang membuat mereka mengamuk melainkan gerakan dari kain yang seakan memaksa mereka untuk menyerang.
Warna tak mempengaruhi emosi dari banteng.
3. Orang percaya jika menyentuh kodok dapat menyebabkan kutil

Tak ada bukti yang meyakini mitos ini.
Sebab fakta belum pernah ada yang langsung terkena kutil setelah menyentuh kodok.
4. Bunglon cenderung berubah warna untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan.

Faktanya mereka berubah warna sesuai dengan perubahan hati.
5. Seekor paus biru diyakini dapat menelan mobil dengan mudah

Kenyataanya hewan raksasa ini hanya mampu menelan binatang sebesar jeruk.
6. Tikus mondok itu buta

Faktanya mereka sama sekali tidak buta melainkan hanya mampu melihat sedikit cahaya.
7. Tikus menyukai keju

Banyak yang beranggapan tikus sangat menyukai keju setelah menonton Tom and Jerry.
Kenyataanya keju bukanlah makanan kesukaan mereka.
Sebab tikus memakan apa pun yang ada di sekitarnya.
8. Selama musim dingin, para binatang cenderung berhibernasi

Kenyataannya binatang ini berhibernasi bukan karena kebiasaan.
Melainkan demi menghemat energi karena sumber makanan mereka langka ketika musim dingin.