Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Dunia memang selalu mengalami perubahan.
Ada yang positif namun tak sedikit yang justru berakhir dengan menyedihkan.
Di antara semua perubahan yang terjadi, tren fashion menempati urutan pertama.
Bayangkan saja, setiap tahunnya tren ini mengalami perubahan yang signifikan.
Perubahan gaya berpakaian tak cuma terjadi di dunia Barat namun juga di kawasan Timur Tengah.
Satu negara yang paling terlihat perubahannya adalah Iran.
Jika dulu wanita Iran mengenakan pakaian sesuai dengan adat yang berlaku.
Kini mereka lebih suka mengenakan pakaian bergaya Barat.
Dilansir TribunTravel.com dari laman thevintagenewas.com, pada awal 1900 an, wanita Iran hanya mengenakan pakaian konservatif dengan jilbab putih yang menutupi bagian kepala dan wajah.
Mereka tak mengenakan make up.
Para wanita ini percaya jika mereka tidak mengenakan jilbab ini berarti golongan orang miskin, pedesaan, atau nomaden.
Mereka bahkan menganggap suatu penghinaan jika berani melepas jilbab.
Sampai kemudian pada 1910, gerakan hak-hak perempuan didirikan dan perempuan mulai melakukan agitasi untuk menentukan nasib sendiri, dan ini tercermin dari pakaian yang mereka gunakan.
Pada awal 1920-an perempuan masih mengenakan jilbab tapi warnanya bukan putih lagi.
Wajah juga sudah mulai diberi makeup dan bagian alis juga dibentuk menjadi lebih menarik.
Pada 1930, Reza Shah yang berkuasa saat itu memutuskan untuk memodernisasi Iran.
Satu keputusan yang dia buat adalah larangan mengenakan cadar.
Dia percaya, jika cadar menghambat wanita.
Sayang keputusan ini justru menimbulkan pertentangan dan membuat marah para wanita Iran.
Kemudian pada 1950an dan 1960an perubahan besar terjadi.
Sebagian besar wanita terutama di kalangan atas mulai mencoba mengikuti tren fashion Barat.
Mereka mulai mencoba menggunakan make up tebal, berkreasi dengan rambutnya, dan sebagainya.
Pada 1970-an perempuan diberi hak seperti kesetaraan dalam pernikahan dan perceraian.
Fashion, rambut, dan make up dibebaskan.
Sampai kemudian awal 1980an terjadi Revolusi Kebudayaan Islam.
Hukum tentang berpakaian tertutup kembali diperkenalkan.
Secara ketat para wanita harus kembali menutupi dirinya.
Dan eksekusi akan dilakukan bila berani melangarnya.
Sepuluh tahun kemudian, hukum berpakaian sedikit lebih mengendur.
Para wanita dibebaskan, apakah dia mengenakan jilbab atau tidak.
Gaya berjilbab juga diperbolehkan.
Namun satu hal yang belum didapatkan para wanita Iran adalah kesetaraan gender yang masih mereka tunggu sampai sekarang.