Laporan Travel Writer Hesti Handayani
TribunTravel.com - Siapa sih yang tak ingin liburan ke luar negeri.
Bagi sebgaian traveler, traveling ke luar negeri pasti membutuhkan pertimbangan yang matang.
Namun menurut pengalamanku yang pertama kali backpacker ke Jepang, kemanapun tujuan travelingmu
kamu harus memiliki keinginan yang kuat.
Bolehlah aku menyebutnya 'modal nekat,' tapi harus dengan pertimbangan dan persiapan yang matang, yah.
Sebagai bacpacker amatir, kenekatanku membawa badan ini melihat salju dan indahnya bunga sakura.
Namun bukan traveling namanya jika semua berjalan mulus-mulus aja.
Tragedi sarden hingga tidur di tiga bandara mewarnai perjalanan pertamaku mengunjungi Jepang.
Saat yang ditunggu-tunggu tiba, peswatku terbang dari Bandara Soekarno Hatta menuju Changi Airport, Singapura pada malam hari.
Dari sini tragedi sarden ini dimulai.
Jadi nih sebagai backpacker amatir sebisa mungkin aku tak mengeluarkan uang lebih untuk bagasi.
Alhasil semua barang yang dibawa aku timbang.
Sayangnya saat tasku ditimbang di Bandara Soekarno Hatta, beratnya melebihi 7 Kilogram.
Jadilah aku membongkar isi tas dan memasukkan beberapa barang ke tas jinjing yang sudah aku
persiapkan.
Tas backpack tersebut sudah sesuai beratnya, 7 Kg 'pas' tak kurang dan lebih.
Timbangan mampu ditaklukkan, tapi saat melewati pintu x-ray, petugas bandara langsung berteriak, katanya di dalam tasku ada banyak.
Kemudian aku baru sadar ada tiga kaleng sarden di dalam tas tersebut.
Ini pertama kalinya aku mengujungi negara orang, tentu rasa takut kelaparan menghantui.
Sampai-sampai aku ingin membawa semua barang yang bisa menyelamatkan nyawaku, termasuk tiga kaleng sareden ini.
Parahnya lagi segerombolan kaleng sarden tersebut aku letakkan di posisi paling bawah, jika harus membongkar ulang tentu itu bakalan ribet banget.
Berkali-kali petugas bandara bertanya apakah itu beneran kaleng sarden dan dengan wajah 'puppy eyes' alias super melas, petugas bandara tersebut meloloskan diriku.
Meski begitu aku tetap membongkar ulang isi tas dan mengeluarkan tiga kaleng sarden tersebut.
Yah, aku tak ingin mengambil resiko untuk pemeriksaan bandara saat di luar negeri.
Pesawatku tiba di Changi Airport, Singapura saat langit sudah gelap.
Malam itu aku memutuskan untuk tidur di Changi Airport.
Sebagai traveler yang pertama kalinya liburan ke luar negeri, bandara kebanggan warga Singapura ini sangat memfasilitasi backpacker.
Yup, di Changi Airport, Singapura ada ruang tunggu yang kursinya memanjang, jadi sangat nyaman untuk
beristirahat.
Satu kata untuk Changi Airport, keren!
Keesokan harinya, aku memulai perjalanan pertamaku di Singapura dengan mengunjungi empat tempat, Raffles Place, Chinatown, Sentosa Island dan Gardens by the Bay.
Dengan modal kartu 'sakti' untuk menaiki MRT, traveling di Singapura terasa dimudahkan.
Puas berfoto-foto dan mengeksplore Singapura, sore hari kakiku melangkah kembali ke Changi Airport untuk naik pesawat menuju Bandara Kuala Lumpur (KL).
Dinginnya malam aku nikmati dengan berstirahat di KL 2.
Keesokan harinya, karena Pesawat Malaysia Airlines berangkat dari KL 1, jadi aku harus naik MRT terlebih
dahulu.
Hari itu pesawat Malaysia Airlines melesat mengantarku menuju Bandara Narita, Tokyo, Jepang.
Karena teman travelingku tiba keesokkan harinya di Bandara Narita.
Sekali lagi badanku beristirahat di bandara.
Yah, Changi Airport, Kuala Lumpur dan Narita, Tokyo bagai hotel tempatku bermalam.
Ingin tau keseruan keliling Jepang serta pengalaman pertama naik kereta tercepat, Shinkansen?
Kamu bisa membacanya dalam topik Backpacker Jepang.
See you soon in the next story!