TRIBUNTRAVEL.COM - Guys, masih ingatkah dengan penutupan layanan pesan instan Telegram yang diblokir untuk akses situs web?
Yah, beberapa waktu yang lalu kabar pemblokiran web telegram menjadi perdebatan.
Pemblokiran ini dilakukan oleh Kominfo karena dianggap banyak menyebarkan kanal yang bermuatan propaganda radikalisme, terorisme, paham kebencian, ajakan atau cara merakit bom, cara melakukan penyerangan, disturbing images, dan lain-lain.
Semua iti bertentangan dengan peraturan perundang-undangan Indonesia.
Kabar ini semakin heboh dengan adanya petisi untuk menolak pemblokiran telegram.
Meski penggunaan Telegram versi mobile phone masih bisa digunakan, namun untuk situsnya masih di blokir.
Menanggapi masalah ini, COE sekaligus pendiri Telegram, Pavel Durov bertemu secara langsung dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) pada hari ini, Selasa (1/8/2017).
Pertemuan yang berlangsung di Kantor Kemkominfo, Jakarta tersebut dilakukan untuk membahas layanan Telegram di Indonesia.
2 dari 3 halaman
Melalui pertemuan antara Tim Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Pavel Durov menghasilkan beberapa kesepakatan, seperti dilansir dari laman Kompas.com.
Telegram sepakat membuka jalur komunikasi khusus bagi pemerintah Indonesia.
"Jalur komunikasi khusus ini supaya kami bisa merespons penggunaan Telegram untuk kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan tindak terorisme dan propaganda," ujar Pavel dalam konferensi pers di Gedung Kemenkominfo, Jakarta Pusat, Selasa.
2. Blokir Konten Terorisme dengan Cepat
Telegram dapat langsung memblokir konten terorisme dengan cepat, sesuai komunikasi dengan pemerintah Indonesia.
Pavel mengklaim, jika sebelumnya Telegram membutuhkan waktu 24 hingga 36 jam untuk memblokir sebuah konten terorisme, kini selang waktu tersebut bisa dipangkas menjadi beberapa jam saja.
"Sekarang saya rasa bisa menutupnya hanya dengan beberapa jam. Karena kami sudah menambah anggota dengan latar belakang Indonesia di dalam tim kami," ujar Pavel.
"Jadi apa yang berubah dari kami ke depannya adalah tentang efektivitas, efisiensi dan akurasi kami di dalam merespons serta mendeteksi hal-hal yang berkaitan dengan terorisme," lanjut dia.
Peretemuan dengan perancang Telegram tersebut juga diabadikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara melalui akun Twitter pribadinya.
3 dari 3 halaman
Rudiantara membagikan sebuah foto sesaat sebelum santap siang bersama Pavel Durov.
"Nasi hijau, bakwan jagung, gurame goreng, sayur genjer, udang sambal," tulis Rudiantara dalam time line Twitter dengan memberikan sebuah foto.
Melihat foto tersebut, netizen pun ikut mengomentari dengan beragam sorotan.
"Allhamdulillah...... semoga lekas di Open web'nya.... Game saya di Telegram pak :D apa daya anak kost jomblo ini kalau tele di block :D," tulis akun @CapySiYuM.
"Mesti disuguhi Es Kelapa Muda Pak. Minuman paling enak sedunia!," tulis akun @udit_kh .