Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizkianingtyas Tiarasari
TRIBUNTRAVEL.COM - Siapa sih yang tak kenal tokoh manga Naruto yang sekarang ini sudah punya anak bernama Boruto?
Bisa dibilang Naruto, yang merupakan satu tokoh paling kuat di dunia manga ini punya banyak penggemar di Tanah Air.
Satu di antara hal yang sering diidentikkan dengan Naruto adalah kegemarannya makan mi ramen yang dalam manga tersebut dinamai Ichiraku Ramen.
Bicara tentang ramen, tentu traveler penggemar kuliner sudah tak asing lagi dengan makanan yang satu ini.
Tahukah kamu, mi khas Jepang yang rasanya mampu menggoyang-goyang lidah ini ternyata memiliki beberapa varian, lho.
Varian ini bermacam-macam digolongkan berdasarkan beberapa klasifikasi.
Satu di antaranya adalah berdasarkan bumbu yang dipakai.
Dilansir dari laman seriouseats.com, matcha.jp.com, dan gurunavi.com, bumbu yang paling utama dipakai dalam ramen adalah garam untuk menambah citarasa kuahnya.
Garam bisa dicampur langsung ke dalam kuah sup ramen.
Namun, di kebanyakan restoran ramen, garam ini baru ditambahkan ke dalam mangkuk ramen, sehingga tingkat keasinannya lebih mudah disesuaikan.
Sementara itu, menurut bumbu yang paling umum digunakan, ada empat kategori ramen yang wajib kamu kenali dan bisa dicicipi saat jalan-jalan ke Jepang.
Mereka adalah:
1. Shio Ramen

Garam laut adalah ramuan ramen yang paling tua dan berasal dari mi kuah ala China yang asli.
Warna kuah shio ramen cenderung lebih cerah atau malah bening, dan cenderung lebih asin dari jenis kuah ramen lainnya.
Shio ramen populer di Hakodate, sebuah kota di selatan di prefektur Hokkaido di mana masih terdapat ikatan kuat dari komunitas orang Tionghoa yang memengaruhi masakan lokal.
Cuaca di kawasan Hakodate cukup sejuk untuk mendukung terciptanya mi kuah yang rasanya ringan dan berbasis garam.
2. Shoyu Ramen

Kecap Jepang (shoyu) adalah bumbu ramen populer di wilayah Kanto, Jepang bagian tengah, yang aslinya berasal dari Yokohama.
Secara tradisional, bumbu ini dipadukan dengan ayam, seafood, dan kaldu daging babi atau sapi.
Meskipun demikian, saat ini shoyu telah digunakan oleh para koki ramen di seluruh Jepang.
Jadi, shoyu ramen merupakan kaldu yang paling umum.
Sebagai contoh, kaldu daging babi pada tonkotsu ramen lembut yang dibumbui dengan shoyu adalah hal yang sudah biasa ditemui.
3. Miso Ramen

Miso ramen adalah tipe ramen yang paling muda.
Dalam artian, tipe ini baru populer pada pertengahan tahun 1960an dan berasal dari Hokkaido Utara.
Cuacanya yang dingin menuntut sajian semangkuk mi kuah yang lebih rasanya lebih 'nendang' dan enak.
Meski masih tergolong baru, hal ini tidak menghalangi popularitas miso ramen.
Sekarang varian ramen ini bisa ditemukan di seluruh Jepang dan seluruh dunia.
Rasa miso ramen berasal dari pasta kedelai Jepang yang difermentasi, sehingga lebih gurih.
Miso ramen paling sering dipadukan dengan topping yang lebih berat, kuat, dan unik seperti jagung manis atau isi perut babi, serta kecambah.
Menurut urutan berat atau tidaknya, shio ramen termasuk tipe assari (ringan) dan miso berada dalam tipe kotteri (berat) dengan tipe shoyu berada di antara keduanya.
Tidak jarang traveler bisa menemukan kuah ramen terbuat dari kaldu tulang yang diberi rasa garam atau kaldu seafood yang lebih ringan dipasangkan dengan miso.
4. Tonkotsu Ramen (kaldu babi)

Kuah Tonkotsu dibuat dengan cara merebus tulang babi.
Tonkotsu ramen memiliki aroma yang lebih tajam dibandingkan varietas ramen lainnya.
Sehingga ada yang suka dan ada yang tidak.
Ada banyak jenis kuah Tonkotsu; ringan dan halus, atau kental dan bisa menempel pada sendok.
Tapi ada juga ramen gabungan shoyu-tonkotsu dan shio-tonkotsu.
Mi dalam tonkotsu ramen biasanya sangat tipis, dan diberi topping bawang bombay, daging babi char siu, rebung, jamur kikurage yang dicincang halus, dan acar jahe.