Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizkianingtyas Tiarasari
TRIBUNTRAVEL.COM - Sekumpulan bukit yang bulat-bulat dan berwarna hijau mengingatkan kita pada rumah Teletubbies.
Namun, berbeda dengan perbukitan yang ada di Pulau Bohol, Filipina.
Dilansir dari laman atlasobscura.com dan travelandleisure.com, perbukitan yang disebut The Chocolate Hills atau Bukit Cokelat ini, merupakan satu di antara destinasi wisata yang paling menarik di pulau Bohol.
Seperti namanya, lokasi wisata ini terdiri dari tanah perbukitan bulat, berwarna kecokelatan pada musim kemarau dan terletak di tengah-tengah pulau mungil tersebut.
Ahli geologi mengkategorikan bentang alam ini sebagai "topografi karst kerucut."
Artinya, bukit-bukit ini adalah sisa-sisa batu kapur yang berasal dari waktu ketika sungai di dekatnya berada jauh di atas permukaan laut.
Diduga, adanya curah hujan dan sumber air alami lainnya perlahan menciptakan cekungan tanah dan lembah di sana yang menjadi perbukitan tempat wisata tersebut.
Namun, ada beberapa penjelasan geologis lain mengenai terbentuknya Bukit Cokelat.
Mulai dari aktivitas gunung berapi samudra sampai pelapukan batu gamping.
Sebuah teori baru-baru ini menyatakan, Bukit Cokelat adalah sebuah gunung berapi kuno yang hancur dengan sendirinya dan potongannya tersebar di wilayah ini.
Ada sekitar 1.268 unit bukit yang ketinggiannya berkisar antara 100 sampai 160 kaki (30-53 meter), namun yang paling tinggi adalah 400 kaki (133 meter).
Perbukitan, yang hampir semuanya simetris, terdiri dari batu kapur yang ditutupi rumput dan menjadi coklat selama musim kemarau.
Meski begitu, ada beberapa legenda yang menceritakan bagaimana perbukitan ini terbentuk.
Satu kisah menceritakan perbukitan ini timbul akibat dari perkelahian antara dua raksasa yang selama berhari-hari saling melemparkan batu satu sama lain sebelum akhirnya menyerah.
Sementara cerita lain menyatakan, perbukitan ini merupakan air mata raksasa yang berduka atas kematian seorang wanita yang dicintainya.
Namun, ada yang aneh dari Bukit Cokelat.
Pohon dan semak belukar menolak tumbuh di lereng-lereng bukit ini.
Terutama karena adanya gulma berbahaya yang disebut cogongrass yang menggantikan sebagian besar vegetasi asli di perbukitan.
Meski demikian, perlu diingat pula, sebenarnya kamu tidak akan bisa mendaki satu bukit.
Sebagai gantinya, ada dek pandang yang terbuka untuk umum dengan pemandangan berbukit sejauh mata memandang.
Oleh karenanya, bisa dikatakan dengan jelas, Bukit Cokelat atau Chocolate Hills layak dijadikan tempat di daftar wajib kunjungan dunia manapun
Terlepas dari cerita terbentuknya Bukit Cokelat, siapa sih yang tahan untuk tidak tergoda dengan keindahannya?
Menurut theglobeandmail.com, kamu bisa sampai ke Bukit Cokelat dengan menempuh penerbangan dari Manila ke Bandara Tagbilaran.
Philippine Airlines atau Cebu Pacific Airlines menawarkan penerbangan langsung pada rute tersebut (sekitar 70 menit).
Namun, jika bepergian melalui Visayas, ada banyak feri yang melintasi Kota Cebu dan Tagbilaran.
Begitu sampai di Tagbilaran, bus atau taksi bisa membawa kamu ke bagian pedalaman pulau dalam waktu beberapa jam, tergantung rutenya.