lihat foto
Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizky Tyas
TRIBUNTRAVEL.COM - Operasi Babylift adalah salah satu upaya kemanusiaan yang paling dikenal dalam sejarah.
Dalam operasi ini, banyak anak-anak dari Vietnam diangkut ke Amerika Serikat dan juga negara-negara lain seperti Perancis, Australia, dan Kanada selama Perang Vietnam untuk keselamatan.
Sayangnya, salah satu pesawat babylifting tidak terbang semulus yang direncanakan.
Direncanakan pada tanggal 3 April - 26 April 1975, dilaporkan ada 3.300 anak-anak dan bayi harus diungsikan.
Ini adalah sejarah bayi diadopsi terbanyak oleh suatu negara.
Panti asuhan pada waktu itu dipenuhi anak-anak tak berdosa yang terpisah dari keluarga mereka.
Ada yang lahir dari ayah Amerika, ada juga yang memiliki ibu tapi tidak bisa lagi merawat mereka karena perang antara utara dan selatan Vietnam.
Pesawat Galaxy C-5A adalah peswat pertama yang digunakan dalam Operasi Babylift yang berangkat dari bandara Tan Son Nhat pada 4 April 1975.
Pesawat itu mengangkut 330 orang dewasa adan anak-anak, termasuk pilot, prajurit dan beberapa personel Angkatan Udara.
Mereka mendarat di Pangkalan Udara Clark di Filipina dan dipindahkan ke pesawat carteran dan siap disambut oleh mantan presiden Rudolph Ford di Amerika Serikat.
Dua puluh menit setelah lepas landas, tragedi terjadi .
Saat pesawat itu terbang di atas Laut Cina Selatan, kapten Dennis “Bud” Traynor dan rekan-pilot, Tilford Harp , berjuang untuk mengambil kendali dari pesawat namun gagal dan menyebabkan kargo pintu untuk membuka.
Penerbangan pertama Operasi Babylift berakhir dengan korban tewas 78 anak-anak dan 35 karyawan Pertahanan dan sebelas personel Angkatan Udara AS.
Hanya 175 dari 330 penumpang yang selamat dalam kecelakaan ini.
Lokasi kecelakaan itu terlalu jauh untuk dijangkau tim penyelamat.
Tapi semua upaya dengan cepat dilakukan untuk menarik keluar korban selamat dari reruntuhan, termasuk helikopter yang diterbangkan oleh pilot Air Amerika dan tentara Vietnam Selatan.
Perekam penerbangan naas itu kemudian ditemukan bersama-sama dengan reruntuhan dari pintu belakang pesawat di Laut Cina Selatan.
Peneliti kemudian menemukan bahwa kecelakaan itu terjadi akibat kunci pintu yang rusak dan dipasang tidak benar setelah diganti suku cadang.
Hal itu dibenarkan anggota kru yang masih hidup dengan memberikan konfirmasi bahwa ada kesulitan saat menutup pintu sebelum penerbangan, yang kemudian meledak karena peningkatan tekanan udara.
Beberapa fakta tentang korban selamat yang tersisa dan anak-anak yang merupakan bagian dari penerbangan berikutnya masih dalam perdebatan.
Sebagian orang mengklaim beberapa dari mereka tidak yatim dan keluarga mereka meminta agar mereka dikembalikan ketika perang sudah berakhir.
Banyak orang juga mengkritik operasi Babylift.
Tak sedikit yang mempertanyakan apakah bayi-bayi itu benar-benar yatim piatu atau dipisahkan dari keluarganya atau justru keluarganya yang menyerahkan anaknya agar bisa keluar dari negara yang kalah perang.
Hari ini, upaya untuk mencocokkan anak dengan keluarga biologis mereka terus berjalan dan lebih dari 2 ribu anak sudah diadopsi.
