Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Lebih dari 30 tahun, kota Pripyat ini ditinggalkan.
Penyebabnya hanya satu, yakni bencana nuklir Chernobyl yang menerjang kawasan itu.
Kota yang sebelumnya padat penduduk ini langsung ditinggalkan begitu saja pada 27 April 1986 akibat kecelakaan nuklir.
Ada lebih dari 50 ribu orang penduduk terpaksa meninggalkan kota Pripyat, Rusia.
Dan 31 tahun kemudian, seorang karyawan sebuah maskapai penerbangan, Andreas Jansen memberanikan diri untuk mengunjungi kota hantu ini.
Tujuannya adalah untuk memotret apa yang alam lakukan setelah tempat ini ditinggalkan manusia.
Dilansir TribunTravel.com dari laman barcoft.tv, Jansen mengatakan keinginannya itu muncul setelah dirinya melihat video dokumenter tentang Bencana Nuklir Chernobyl.

"Saya masih mahasiswa ketika saya melihat sebuah film dokumenter tentang bencana nuklir Chernobyl. Banyak kematian dimana-mana dan puing-puing bangunan yang berserakan," jelasnya.
Cerita tentang Kota Pripyat semakin menarik perhatiannya setelah dia membaca banyak artikel tentang bencana nuklir itu.

Segera dia memutuskan untuk mendatangi langsung kota yang berada di Rusia itu dan melihatnya secara langsung.
"Cerita tentang nuklir Chernobyl sangat menarik perhatian saya sehingga saya membaca banyak artikel tentang bencana itu. Saat membaca saya tertarik dengan foto Pripyat. Karena fotografi adalah satu gairah hidup saya, saya akhirnya memutuskan jika saya harus pergi ke sana untuk melihat secara langsung dan mengalaminya," ungkap Jansen.

Saat dia mulai memasuki kota, tak ada yang aneh di sana.
Semuanya terlihat sepi, tenang dan damai.
Ancaman nyata yang terlihat hanyalah adanya radiasi yang tak terlihat.

Dia mengatakan, resiko terbesar bagi dia saat berada di sana adalah terkena kontak langsung dari debu yang terkontaminasi radiasi.
Untuk meminimalisir kecelakaan, maka dia menggunakan pakaian khusus.

Saat di sana dia bersama pengunjung lainnya dilalang memakai pakaian terbuka dan harus mengenakan jaket atau kemeja lengan panjang untuk menghindari kontak kulit sebanyak mungkin.

"Beberapa alat berat seperti buldoser atau tangki yang digunakan untuk membersihkan nuklir, sama sekali tidak boleh disentuh karena sangat tercemar," ungkapnya.