Breaking News:

Bikin Terharu! Begini Kehidupan Pendeta yang Tinggal Seorang Diri di Atas Tebing Setinggi 43 M

Seorang pendeta yang rela tinggal di atas sebuah pilar batu alam setinggi 130 kaki atau 43 meter pada 1993. Begini kehidupannya, bikin trenyuh.

lifebuzz.com
Maximme bertugas memelihara sebuah gereja kecil di atas pilar batu yang disebut Pilar Katshki di wilayah Imereti, Republik Georgia. 

Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizkianingtyas Tiarasari

TRIBUNTRAVEL.COM - Hidup terasing jauh dari hiruk-pikuk kehidupan manusia merupakan cara yang dijalani oleh beberapa pemuka agama untuk memperoleh ruang merefleksikan diri dan kehidupannya.

Tak terkecuali Maximme Qavtaradze.

Seorang pendeta yang rela tinggal di atas sebuah pilar batu alam setinggi 130 kaki atau 43 meter pada 1993 untuk lebih dekat dengan Tuhan.

Dilansir dari laman lifebuzz.com, kini Maximme bertugas memelihara sebuah gereja kecil di atas pilar batu yang disebut Pilar Katshki di wilayah Imereti, Republik Georgia.

Tempat suci Kristen ini berada di lokasi pemujaan stylite.

(lifebuzz.com)
(lifebuzz)
(lifebuzz.com)

Pada tahun 1400-an, pilar itu sama sekali tidak berpenghuni.

Ketika pendaki menaiki pilar untuk pertama kalinya pada tahun 1944, mereka menemukan reruntuhan sebuah gereja dan tulang-tulang stylites berusia 600 tahun.

Tradisi stylite dimulai pada tahun 423 ketika St Simeon mendaki sebuah pilar batu di Suriah untuk menghindari berbagai godaan yang dinilai berdosa.

Tradisi ini sudah memudar, namun Maximme ingin membangkitkannya kembali.

2 dari 2 halaman

Tak hanya itu, hidup menyendiri juga bertujuan untuk mengeksplorasi diri.

Di pilar ini, Maximme menemukan pemandangan dan keheningan yang ia cari-cari.

(lifebuzz)
(lifebuzz.com)
(lifebuzz.com)
(lifebuzz.com)
(lifebuzz.com)

Meskipun ia jarang turun, makanan tetap dibutuhkan dan beberapa penduduk bersedia membantunya dalam hal ini.

Beginilah cara makanan dikirimkan kepada Maximme di atas dengan menggunakan sebuah kerekan.

(lifebuzz.com)

Maximme memilih untuk hidup terasing.

Tapi ia turun dua kali seminggu untuk menasihati pemuda-pemuda bermasalah yang datang ke gereja di bagian bawah untuk meminta pertolongannya.

Sesekali Maxime memang turun untuk memimpin doa bersama beberapa penduduk sekitar di gereja yang ada di bawah pilar batu.

Ia juga mengatakan terlalu tua untuk sering naik turun menggunakan tangga, dan ia memutuskan untuk tetap di atas hingga maut menjemputnya.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
Maximme QavtaradzeSuriahTribunTravel.com Makdous Bashar al-Assad
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved