Breaking News:

Ayam Tangkap, Ayam Lepaas, dan Ayam Penyet Khas Aceh yang Lezatnya Sukses Buat Lidah Bergoyang

Dari provinsi paling barat Indonesia, Aceh menyuguhkan rupa-rupa olahan ayam.

Editor: Sinta Agustina
helloacehku.com
Ayam tangkap 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Nurul Hayati

TRIBUNTRAVEL.COM - Berkunjung ke suatu daerah tentu tak lengkap tanpa mencicipi kuliner khas daerah setempat.

Dari provinsi paling barat Indonesia, Aceh menyuguhkan rupa-rupa olahan ayam.

1. Ayam tangkap

Ayam tangkap
Ayam tangkap (panduanwisata.id)

Dari namanya saja makanan yang satu ini sudah unik; ayam sampah atau ayam tangkap, begitu nama populernya.

Disebut ayam sampah karena makanan yang menjadikan ayam goreng sebagai komposisi utama disajikan bersama gunungan daun rempah berupa temuru (sejenis kemangi) dan pandan yang digoreng kering.

Tak heran kalau kemudian pembeli menamainya ayam sampah.

Sedangkan nama ayam tangkap merupakan nama yang disematkan oleh pemilik usaha rumah makan.

Pasalnya pembeli bebas memilih ayam mana yang hendak disantap, baru kemudian ditangkap dan diolah oleh koki untuk disajikan kepada si pemesan.

Sama seperti namanya, cara menyantapnya juga unik.

Daun temuru dan pandan yang memenuhi hampir semua permukaan piring hanya menyisakan sedikit celah bagi potongan ayam yang mengintip dibalik gunungan daun.

Oleh karena itu jika hendak memakannya, maka anda harus mengubek-ubek terlebih dulu guna menemukan ayam yang dipotong kecil-kecil yang tertimbun dedaunan.

“Ayam tangkap cocok dimakan berdua atau bertiga. Porsinya cukup besar dan enak disantap dengan nasi selagi hangat,” ujar Nunung, warga asal kota setempat yang makan bersama seorang teman.

Rumah makan yang beralamat di Jalan Tgk Imum Luengbata, Banda Aceh tersebut konon merupakan tempat pertama yang memperkenalkan ayam tangkap di ibukota provinsi paling barat Indonesia tersebut.

Untuk menikmati seporsi ayam tangkap, kita harus merogoh kocek Rp 60.000.

2. Ayam Lepaas

Berdiri sejak 2009 silam, Ayam Lepaas menasbihkan diri sebagai Aceh Original Fried Chicken.

Kuliner dari Tanah Rencong dikenal dengan citarasanya yang kaya bumbu dan rempah.

Citarasa otentik itulah yang diusung dan menjadi daya jual brand asli Aceh, Ayam Lepaas.

Tak kurang dari 1.100 karyawan dipekerjakan untuk melebarkan sayap bisnis milik pengusaha muda asal Kabupaten Aceh Utara, Suparno.

Kini tak kurang dari 90 gerai Ayam Lepaas tersebar di 15 provinsi di Indonesia, tak terkecuali di ibukota, Jakarta.

Termasuk mengepakkan sayapnya ke negeri jiran, Malaysia.

“Sambal ayam lepas rasa pedasnya berasa, pokoknya nendang. Apalagi ayamnya disajikan dengan kriuk-kriuk dan dalam keadaan panas usai digoreng,” begitu rata-rata komentar pengunjung.

Eddy, warga Keutapang Kota Banda Aceh mengaku meskipun ayam goreng ala Ayam Lepaas ukurannya terbilang lebih kecil daripada franchise lainnya, namun ayam lepas menang di rasa.

Ayam lepaas hadir dalam satu paket dengan nasi, lalapan berupa potongan terong goreng, mentimun, kol, dan tak ketinggalan selada.

Satu paket porsi ayam lepaas atau ayam lemes dihargai Rp 19.000 saja.

3. Ayam Penyet Pak Ulis

Ayam penyet
Ayam penyet (Serambi Indonesia/Nurul Hayati)

Satu lagi franchise asli Aceh yaitu, Ayam Penyet Pak Ulis.

Nama Ayam Penyet Pak Ulis sudah tak asing lagi di telinga penikmat kuliner, khususnya mereka yang berdomisili di Kota Lhokseumawe.

Dari kota yang berjuluk ‘Petro Dolar’ itulah ayam penyet lahir dan dikenal luas ke kabupaten/ kota lainnya sepanjang pesisir utara timur Aceh.

“Ide ini tercetus lantaran bisnis kuliner tak matinya,” terang Mukhlis, pemilik warung ayam penyet.

Satu porsi ayam penyet yang dibanderol Rp 15 ribu terasa cukup mengenyangkan perut.

Tags:
AcehIndonesia
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved