Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Siapa yang tidak sedih jika orang yang dikasihi tidak bisa dikubur secara layak karena lahannya yang sudah habis.
Meski menyedihkan, kenyataan itu harus dihadapi banyak masyarakat Italia.
Banyaknya orang meninggal setiap hari dan minimnya lahan membuat mereka kebingungan untuk memakamkan keluarga atau kerabat dekat.
Dilansir TribunTravel.com dari laman thesun.co.uk, jalan satu-satunya adalah menggunakan gua sebagai tempat untuk meletakkan mayat.
Pada masa lalu, pengurus pemakaman berpura-pura menguburkan mayat di Gereja.
Mayat lainnya yang ada di dalam makam diambil, dimasukkan dalam karung dan dibuang dalam gua sekitar.
Nasib malang ini juga terjadi saat wabah penyakit menimpa Italia pada 1656.
Tubun korban yang tewas biasanya dilempar begitu saja dalam gua tanpa diidentifikasi atau diberi penanda.
Tulang yang tidak diketahui asalnya ini kemudian disebut dengan nama pezzentelle.
Dikatakan menjadi penghubung antara hidup dan mati.
Pengunjung yang datang ke gua biasanya akan membawa hadiah atau meninggalkan barang-barang seperti mainan dan koin bagi arwah dalam goa.
Mereka biasanya akan melakukan permohonan dan hadiah tadi sebagai imbalannya.
Koin biasanya diletakkan di atas tengkorak untuk melihat peruntungannya.
Awalnya tengkorak dalam gua ini tak beraturan dan berserakan begitu saja.
Sampai kemudian pada 1872, Pastor Gaetano Barbeti mulai mengatur tumpukan tengkorak dan menempatkannya dalam rak serta kotak khusus.
Pemakaman unik dalam gua ini akhirnya dapat menjadi konsumsi publik dan dikunjungi secara luas pada 2006.
Total ada 30 ribu persegi gua yang dipenuhi tengkorak yang usianya sudah lebih dari belasan abad.
Jika kamu berniat datang dan melihat peruntungan masa depan dapat berkunjung ke pemakaman Fontanelle di Naples, Italia.