Breaking News:

Bawah Laut di Taman Nasional Komodo Memang Indah, tapi Perhatikan Aturan Ini Sebelum Diving

Banyak penyelam mancanegara yang salah paham dan hanya mendengar sepihak tentang keindahan bawah laut di TN Komodo. Inilah aturan sebelum diving.

Editor: Sri Juliati
Komodo Liveaboard
Taman Nasional Komodo 

TRIBUNTRAVEL.COM - Banyak penyelam mancanegara yang salah paham dan hanya mendengar sepihak tentang keindahan bawah laut di Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

"Para penyelam mancanegara tanpa mengetahui, arus bawah laut di Kepulauan Flores cukup kuat, bahkan sangat kuat yang bisa membahayakan penyelam," kata Kathrin Krause, pengelola Lagona Divers, di Labuan Bajo, Minggu (7/5/2017).

Banyak penyelam dan turis asing mengambil sertifikat penyelaman pemula (open water) di Bali atau di Gili Trawangan, Gili Meno, Lombok.

"Kemudian mereka dengar dari instrukturnya, bawah laut di Taman Nasional Komodo sangat cantik. Lalu mereka datang ke sini," ujarnya.

Para penyelam itu hanya mendengar yang bagus-bagus saja seperti terumbu karang indah, banyak ikan mata besar, penyu, ikan lautnya berwarna-warni, terkadang ketemu ikan lumba-lumba dan hiu.

"Para turis asing tidak diinformasikan, arus bawah laut di Taman Nasional Komodo relatif kuat."

"Bahkan kadang-kadang kuat, dan arus bawah laut memutar," ujar Kathrin, warga Jerman yang sudah menjadi pemandu selam sejak tahun 2009.

Menurut dia, hal ini sangat berisiko tinggi bagi penyelam pemula yang baru dapat sertifikat pemula di Bali atau di Lombok.

"Karena sertifikatnya pemula, mereka belum diedukasi bagaimana menyelamatkan diri dari arus bawah laut yang kuat," katanya.

"Terkadang arus bawah laut menyedot penyelam ke dalam dasar lautan," kata Kathrin, pengelola operator selam (dive center) di Labuan Bajo.

2 dari 3 halaman

Belum lama ini, lanjut Kathrin, pihaknya menerima tiga penyelam dari Eropa yang baru dapat sertifikat selam pemula di Gili Meno, Lombok.

"Kemudian dua pasang penyelam Jepang yang sudah berusia 75 tahun."

"Mereka semua tidak tahu, ciri khas wisata selam di Taman Nasional Komodo adalah arus bawah lautnya kuat," tuturnya.

Dia melanjutkan, saat membawa dua pasang penyelam tua asal Jepang dan menyelam di spot Tetawa Besar, tiba-tiba terbawa arus sangat kuat.

Arusnya menyedot ke dasar lautan.

Ini sangat berbahaya bagi penyelam.

"Saat menyelamatkan mereka dari arus kuat, mereka masih asyik mengambil video bawah laut."

"Mereka tidak menyadari bahaya arus laut yang sangat kuat," cerita Kathrin.

Sementara itu, pemandu selam lokal, Yadin membenarkan, ciri khas spot-spot penyelaman di Taman Nasional Komodo yakni arus bawah lautnya kuat.

"Para penyelam yang mau menikmati keindahan bawah laut Taman Nasional Komodo sebaiknya sudah banyak pengalaman menyelam, atau sertifikat menyelam sudah advance atau master divers," katanya.

3 dari 3 halaman

Kepala Dinas Pariwisata Manggarai Barat, Theodorus Suardi mengakui lonjakan turis mancanegara dan nusantara yang ke Labuan Bajo.

Sebagian besar untuk melihat komodo, menyelam di Taman Nasional Komodo dan menikmati keindahan pulau Padar.

"Oleh karena itu, rata-rata waktu tinggal turis asing di Labuan Bajo cukup lama yakni 5,5 hari karena mereka melakukan kegiatan penyelaman selain melihat Komodo dan keindahan pulau Padar," kata Theodorus. (Kompas.com)

Selanjutnya
Sumber: Kompas.com
Tags:
Taman Nasional KomodoFloresGili Trawangan Kepulauan Gili
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved