Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Perkembangan anak-anak di era milenial ini jauh berbeda dibanding mereka yang lahir pada tahun 90 an.
Jika anak-anak zaman dulu terbiasa bermain di luar bersama teman-teman, kini mereka terbiasa menghabiskan waktu bermain gadget dan komputer.
Interaksi bersama teman sebayanya banyak dilakukan secara online dan bermain game.
Ada ribuan game yang dapat dengan mudah di download melalui internet.
Saking banyaknya sampai tak bisa membedakan mana yang baik atau tidak.
Lebih menyedihkan lagi, para orang tua banyak yang tampak tak peduli.
Padahal ada beberapa game yang dianggap berbahaya untuk dimainkan anak-anak.
Dilansir TribunTravel.com dari laman viral4real.com, Polisi Inggris mengeluarkan peringatan terhadap sebuah game online yang diduga memanipulasi penggunanya untuk bunuh diri.
Permainan yang banyak dimainkan remaja ini dimulai dengan serangkaian tugas untuk diselesaikan oleh pemain selama 50 hari.
Permainan yang sudah berkembang sampai ke Rusia ini menyebabkan kematian dua remaja.
Tujuan utama permainan ini adalah menyelesaikan tugas yang diberikan master anonim.
Meski pun tak ada yang tahu siapa yang ada di belakang permainan ini, tapi perintah yang diberikan benar-benar aneh.
Ada remaja yang diperintahkan bangun pada pukul 04.20 untuk mendengarkan lagu tertentu dan menghabiskan seluruh hari menonton film horor.
Meskipun tidak jelas mengapa permainan ini disebut “Blue Whale”, nama ini diyakini merujuk pada tindakan yang dilakukan oleh beberapa paus biru yang muncul ke pantai untuk bunuh diri.
Sayang permainan aneh ini tak cuma menarik perhatian remaja tapi juga menuntun mereka ke arah kematian.
Dua korban asal Krasnoyarsk, timur Moskow, Yulia Konstantinova (15) dan temannya Veronika Volkova (16) diduga juga memainkan permainan ini.
Konstantinova dilaporkan diposting gambar ikan paus biru sebelum posting kata 'End' pada halaman-nya di jaringan media sosial Vkontakte.
Sementara itu, Volkova memposting ‘sense is lost…End', sebelum keduanya ditemukan tewas.
Meski sudah mendapatkan peringata polisi, tapi masih banyak remaja yang membandel dan memainkannya.
Untuk itu para orangtua diperingatkan untuk lebih waspada mengawasi tindakan anak mereka terutama di media sosial.