Breaking News:

Destinasi Kalimantan - Belum Sah ke 'Kota Seribu Sungai' Jika Tak Kunjungi 6 Tempat Wajib Ini

Pariwisata Kota Banjarmasin di Kalimantan Selatan perlahan-lahan mulai tumbuh, berbenah dan menjadi alternatif pelancong berwisata di Kalimantan.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA
Para pedagang tradisional di Pasar Terapung Lok Baintan, Desa Sungai Pinang, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Kalimatan Selatan, Rabu (26/4/2017). 

TRIBUNTRAVEL.COM - Pariwisata Kota Banjarmasin di Kalimantan Selatan perlahan-lahan mulai tumbuh, berbenah dan menjadi alternatif pelancong berwisata di Kalimantan.

Bila traveler pertama kali mengunjungi "Kota Seribu Sungai" ini maka wajib mendatangi 6 destinasi wisata di bawah ini.

1. Pasar Terapung di Lok Baintan

Jika di tempat lain pasar berada di darat, maka di Kalimantan, pasar penduduk justru berada di atas sungai.

Di Banjarmasin, dinamakan pasar terapung.

Salah satunya di Sungai Martapura.

Pembeli dan pedagang berada dalam perahu masing-masing.

Transaksi pun berlangsung di atas perahu.

Penjual dan pembeli sama-sama digoyang riak sungai. Asyik!




Para pedagang tradisional di Pasar Terapung Lok Baintan, Desa Sungai Pinang, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Kalimatan Selatan, Rabu (26/4/2017).
Para pedagang tradisional di Pasar Terapung Lok Baintan, Desa Sungai Pinang, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Kalimatan Selatan, Rabu (26/4/2017). (KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA)

Pasar terapung ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Banjar.

2 dari 4 halaman

Barang dagangan berupa hasil bumi dan kebun yang dibawa penduduk dari hulu mudah dibawa menggunakan perahu. 

Pedagang pasar terapung didominasi perempuan dengan memakai tutup kepala yang dinamakan tanggui.

Sementara para laki-lakinya pergi bertani di pagi hari.

Mereka menjual berbagai dagangan seperti sayur mayur, buah-buahan, kue-kue tradisional.

Saat ini diperkirakan jumlah perahu pedagang mencapai 70-100 perahu.

Untuk menuju pasar terapung Lok Baintan, wisatawan wajib berangkat sebelum matahari terbit menggunakan perahu kelotok sekitar 40 menit dari Kota Banjarmasin.

Pasar terapung ini beroperasi mulai pukul 06.00 hingga 08.00.



Museum Wasaka di kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (25/4/2017).Museum Wasaka di kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (25/4/2017).
Museum Wasaka di kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (25/4/2017).Museum Wasaka di kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (25/4/2017). (KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA)

2. Museum Wasaka 

Bila ke Banjarmasin, jangan lupa mampir ke Museum Wasaka yang beralamat di Jalan Kampung Kenanga Ulu RT 14, Banjarmasin.

Wasaka singkatan dari Waja Sampai Ka Puting yang berarti tetap bersemangat dan kuat bagaikan baja dari awal sampai akhir.

3 dari 4 halaman

Wasaka merupakan pedoman perjuangan rakyat Kalimantan Selatan.

Museum Wasaka menyimpan banyak benda bersejarah terkait perjuangan rakyat Kalimantan Selatan melawan penjajahan Belanda.

Wisatawan dapat melihat koleksi senjata-senjata modern hingga tradisional rakyat Banjar.

Seperti senapan angin yang badannya dari kayu.

Ada juga pakaian barajah yang bertulisan mantra-mantra tertentu agar pemakainya kebal dari serangan musuh.

Pakaian barajah ini seperti baju kaus dalam, baju luar, ikat kepala dan babat.




Museum Wasaka di kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (25/4/2017).
Museum Wasaka di kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (25/4/2017). (KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA)

Di bagian depan museum dipajang foto-foto mereka yang pernah menjadi Gubernur Kalsel hingga gubernur sekarang.

Di bagian tengah, di lorong sebelah kanan, dipamerkan teks proklamasi pernyataan warga Kalimantan Selatan untuk bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

Museum Wasaka diresmikan pada 10 November 1991 oleh Gubernur Kalimantan Selatan kala itu, HM Said.

Museum ini berupa rumah tradisional Banjar berbentuk rumah panggung berbahan kayu ulin, yaitu Bubungan Tinggi.

4 dari 4 halaman

Dulunya museum ini merupakan rumah tinggal warga, Datuk Djalal yang dibangun tahun 1810.

3. Masjid Sultan Suriansyah

Jangan mengaku pernah ke Banjarmasin jika belum mengunjungi Masjid Sultan Suriansyah.

Wisatawan wajib mendatangi masjid ini.

Pasalnya Masjid Sultan Suriansyah merupakan masjid tertua di Kalimantan Selatan.




Masjid Sultan Suriansyah di kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (25/4/2017).()
Masjid Sultan Suriansyah di kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (25/4/2017). (KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA)

Dibangun pada era Kerajaan Banjar di masa pemerintahan Sultan Suriansyah (1526-1550) yang merupakan Raja Banjar pertama menganut agama Islam.

Diperkirakan usai masjid ini mencapai 500 tahun dan termasuk salah satu masjid tertua di Indonesia. 

Bangunan Masjid Sultan Suriansyah yang beralamat di Jalan Kuin Utara, berarsitektur khas Banjar, yakni berkonstruksi panggung dan beratap tumpang.

Meski beberapa kali dipugar, nuansa kekunoan masjid tetap terjaga.

Sejumlah daun pintu berukir peninggalan awal, meski tak difungsikan lagi, tetap dijejerkan di sekitar dinding masjid.

Mimbar kuno dari kayu ulin pun tetap dipertahankan.

Sekitar 200 meter dari lokasi masjid terdapat kompleks makam Sultan Suriansyah.  



Irma Sasirangan, salah satu penjual kain tradisional khas Banjar di Kampung Batik Sasirangan, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (25/4/2017).Irma Sasirangan, salah satu penjual kain tradisional khas Banjar di Kampung Batik Sasirangan, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (25/4/2017).
Irma Sasirangan, salah satu penjual kain tradisional khas Banjar di Kampung Batik Sasirangan, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (25/4/2017).Irma Sasirangan, salah satu penjual kain tradisional khas Banjar di Kampung Batik Sasirangan, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (25/4/2017). (KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA)

4. Kampung Batik Sasirangan 

Ingin tahu kain tradisional khas Banjar?

Datanglah ke Kampung Batik Sasirangan di Komplek Madani/Mandiri IV Blok B7, Jalan Sultan Adam, Banjarmasin.

Kain Sasirangan biasanya digunakan untuk upacara adat suku Banjar.

Sasirangan berasal dari kata menyirang (menjelujur), di mana proses pembuatan kain tersebut adalah menjelujur yang diikat dengan tali raffia dan dilanjutkan dengan dicelup.

Awalnya kain ini dikenal sebagai kain untuk "batatamba" atau penyembuhan orang sakit dan harus dipesan khusus.




Irma Sasirangan, salah satu penjual kain tradisional khas Banjar di Kampung Batik Sasirangan, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (25/4/2017).
Irma Sasirangan, salah satu penjual kain tradisional khas Banjar di Kampung Batik Sasirangan, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (25/4/2017). (KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA)

Warna dan motif yang terdapat pada kain ini memiliki arti tersendiri.

Misalnya kain warna hijau merupakan simbol bahwa pemakainya sedang dalam proses mengobati penyakit lumpuh atau stroke. 

Sementara warna hitam merupakan simbol bahwa pemakainya sedang dalam proses mengobati penyakit demam dan kulit gatal-gatal.

Kini batik sasirangan berkembang dan dicari warga Banjarmasin dan wisatawan sebagai buah tangan alias oleh-oleh khas Kalimantan.



Menara Pandang di taman tepian Sungai Martapura di tengah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menjadi salah satu ikon wisata sungai di kota ini. Bangunan yang selesai dibangun Pemerintah Kota Banjarmasin pada 2014 itu menjadi tempat bersantai warga untuk menikmati panorama kota dan sungai.Menara Pandang di taman tepian Sungai Martapura di tengah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menjadi salah satu ikon wisata sungai di kota ini. Bangunan yang selesai dibangun Pemerintah Kota Banjarmasin pada 2014 itu menjadi tempat bersantai warga untuk menikmati panorama kota dan sungai.
Menara Pandang di taman tepian Sungai Martapura di tengah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menjadi salah satu ikon wisata sungai di kota ini. Bangunan yang selesai dibangun Pemerintah Kota Banjarmasin pada 2014 itu menjadi tempat bersantai warga untuk menikmati panorama kota dan sungai.Menara Pandang di taman tepian Sungai Martapura di tengah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menjadi salah satu ikon wisata sungai di kota ini. Bangunan yang selesai dibangun Pemerintah Kota Banjarmasin pada 2014 itu menjadi tempat bersantai warga untuk menikmati panorama kota dan sungai. (KOMPAS/JUMARTO YULIANUS)

5. Menara Pandang 

Menara ini merupakan ikon baru di Kota Banjarmasin yang diresmikan pada Juni 2014.

Dari menara ini wisatawan bisa melihat dan menikmati pemandangan indah Kota Banjarmasin dan Sungai Martapura.

Menara yang beralamat di Jalan Kapten Tendean ini berlantai empat.

Di bagian atas ada area terbuka.

Ini tempat favorit pengunjung.

Di sini sering sering diadakan berbagai kegiatan seperti permainan tradisonal khas Banjar dan permainan lainnya.

Bahkan sering digunakan untuk pengambilan video klip lagu-lagu daerah Banjar.

Wisatawan sangat menyukai berswafoto di tempat ini.



Maskot Bekantan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (25/4/2017).Maskot Bekantan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (25/4/2017).
Maskot Bekantan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (25/4/2017).Maskot Bekantan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (25/4/2017). (KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA)

6. Bekantan 

Ikon baru Kota Banjarmasin ini tak jauh dari Menara Pandang.

Bekantan (Nasalis larvatus) merupakan hewan khas Kalimantan.

Dengan tinggi 6,5 meter dengan berat hampir 7 ton ini, patung bekantan ini dalam posisi duduk dengan tangan kanan menggaruk kepala, sementara tangan kiri memegang buah rambai.

Yang menarik pengunjung adalah semburan air dari mulut bekantan.

Kunjungi tempat ini pada sore hari dan menjelang malam, patung bekantan terlihat dipenuhi warga Banjarmasin dan wisatawan.

Tujuannya berfoto di depan bekantan yang disoroti lampu warna warni.

Indahnya... (Kompas.com/I Made Asdhiana)

Selanjutnya
Sumber: Kompas.com
Tags:
KalimantanBanjarmasinMartapuraKalimantan Selatan Sungai Barito Sasangan Patin Jelawat Goreng Suku Dayak
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved