TRIBUNTRAVEL.COM - Blitar ternyata memiliki objek wisata candi yang wajib dikunjungi bila sedang berlibur ke Malang.
Adalah Candi Penataran merupakan kompleks candi terluas di Jawa Timur.
Kompleks Candi Penataran terletak di utara Blitar.
Lokasinya di lereng barat daya Gunung Kelud. Lokasi ini berjarak sekitar 12 km dari Kota Blitar atau 85 km dari Kota Malang.
Dalam keseharian, kompleks candi seluas 12.946 m2 ini tidak pernah sepi dari kunjungan wisatawan domestik atau mancanegara.
Dari catatan yang ada, setiap bulannya kompeks candi ini dikunjungi 20.000 – 25.000 orang.
Mereka datang untuk menikmati seni, budaya, dan ilmu pengetahuan kuno yang diperlihatkan kompeks candi tersebut.
Kalau berkunjung ke sana, pertama-tama traveler akan disambut dua patung Dwarapala setinggi 2 m di pintu masuk.
Setelah melewati sisa pondasi pintu gerbang yang terbuat dari batu andesit berukuran sekitar 30 x 30 cm.
Tapi sebelum jauh ke dalam, traveler sebaiknya mengisi buku tamu di kantor juru pelihara di sisi kanan.
Di tempat ini, traveler juga bisa mendapatkan buku saku tentang Candi Penataran dengan mengganti ongkos fotokopi Rp 5 ribu.
Bila memerlukan pemandu, traveler juga bisa mendapatkannya di sini.
Tiga Bagian
Begitu memasuki kompleks candi traveler akan melihat kompleks candi ini terbagi atas tiga bagian atau halaman: depan, tengah, dan belakang.
Antara setiap halaman dihubungkan sebuah pintu gerbang yang di depannya terdapat patung Dwarapala.
Sayangnya, pintu gerbang antara ketiga halaman itu hanya menyisakan pondasinya.
Saat mengelilingi Kompleks Candi Penataran, traveler dapat menyisakan tiga bangunan candi yang masih memperlihatkan bentuk mereka, yaitu Candi Angka Tahun, Candi Naga, dan Candi Induk.
Candi Angka Tahun dapat traveler lihat di halaman depan.
Karena kondisinya masih utuh, candi ini menjadi semacam ikon Kompleks Candi Penataran.
Pada ambang pintu candi ini, traveler dapat melihat pahatan angka tahun 1291 Saka (1369 M).
Traveler juga dapat melihat patung Ganesha di dalam candi dan relief Matahari atau Suryocondro di langit-langitnya.
Candi Naga dapat traveler lihat di halaman tengah.
Di depan candi berbahan batu andesit ini terdapat semacam altar berukuran cukup luas.
Relief Kisah Ramayana
Menurut Didik Priatmadi, juru pelihara Candi Penataran, dulunya altar tersebut merupakan tempat penghormatan benda-benda pusaka yang ditempatkan di Candi Naga.
Candi Induk dapat traveler lihat di halaman belakang kompeks candi.
Bagian candi induk yang masih utuh terdiri atas tiga tingkat.
Pada tingkat pertama, traveler dapat menyaksikan relief yang menggambarkan sebagian dari cerita Ramayana.
Relief ini dibuat secara prasawiya, sehingga traveler harus membaca ceritanya berlawanan dengan arah perpuratan jarum jam.
Para tingkat dua, traveler dapat melihat relief cerita Krenayana yang dibuat secara pradaksina, sehingga pembacaan ceritanya harus searah dengan perputaran jarum jam.
Pada tingkat tiga traveler hanya dapat melihat patung naga dan singa bersayap.
“Diperkirakan candi induk ini memiliki lima tingkat," jelas Didik.
"Waktu ditemukan Raffles pada tahun 1815, puncaknya sudah rutuh."
"Kemudian pada masa penjajahan Belanda, dilakukan rekonstruksi menyusun puncak yang sudah runtuh di bawah."
Hasil rekonstruksi yang hingga kini belum berhasil memperlihatkan bentuk aslinya itu kini dapat traveler lihat sisi kanan Candi Induk.
Sisa Bangunan
Di Kompleks Candi Penataran, traveler juga dapat melihat banyak sisa-sisa bangunan yang telah runtuh.
Di halaman depan misalnya, traveler dapat melihat sisa-sisa bangunan bale (pendopo) agung (berupa bagian bawah pendopo).
Juga tempat pendeta pemimpin upacara (berupa empat umpak), dan pendopo teras (berupa bagian bawah pendopo).
Selain itu, traveler juga dapat melihat dua bangunan yang menjadi bagian Candi Penataran tapi berada di luar kompleks candi.
Keduanya adalah kolam mata air di belakang Candi Induk dan Candi Petirtan di sisi kanan jalan menuju Kota Blitar, sekitar 300 m dari kompleks Candi Penataran.
Do & don’t:
1. Hati-hati ketika naik atau berada di Candi Induk
Bagian atas candi ini tidak berpagar.
2. Kalau berkunjung menggunakan kendaraan umum, sebaiknya lakukan pada pagi hari.
Angkutan pedesaan yang menuju dan meninggalkan Penataran beroperasi hanya sampai pukul 16.00 WIB.
3. Perhatikan setiap detail bangunan yang ada di Kompleks Candi Penataran, terutama reliefnya agar bisa merasakan tingginya nilai budaya pada masa candi itu dibangun.
Candi Penataran:
Lokasi: Desa Penataran, Kecamatan Ngeglok, Kabupaten Blitar.
Harga tiket masuk: Gratis.
Donasi dapat diberikan secara sukarela melalui petugas juru pelihara di kantor juru pelihara dekat pintu masuk.
Buka: Setiap hari, pukul 07.00 – 17.00 WIB
Fasilitas pendukung: Tempat parkir, kios cenderamata, dan warung makan di sekitar kompeks candi, dan Museum Penataran (sekitar 200 m dari Kompleks Candi Penataran).
Angkutan umum: Bus jurusan Malang – Blitar, dilanjutkan angkutan kota ke Pasar Legi, dan angkutan pedesaan dari Pasar Legi ke Penataran, turun di jalan masuk Candi Penataran, lalu jalan kaki sejauh 150 m.
(intisari.grid.id/K Tatik Wardayati)