lihat foto
Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Kebanyakan orang menganggap jika aurora itu memiliki warna seperti pelangi di malam hari.
Apalagi dengan warna-warna cerah seperti merah, hijau atau biru yang dihasilkan oleh para fotografer semakin memperkuat anggapan itu.
Kenyataan bentuk dan warna aurora jauh dibanding apa yang dibayangkan.
Itulah yang membuat banyak traveler sering salah sangka akan fenomena ini.
Sebagian dari mereka merasa kecewa karena apa yang dilihat tidak sesuai bayangan.
Ini seperti membuktikan jika apa yang dilihat dalam foto bukan seperti apa yang dilihat melalui mata telanjang.
Dilansir TribunTravel.com dari laman petapixel.com, mata manusia terdiri dari dua sel reseptor yang bertanggung jawab untuk mengambil cahaya dan membantu untuk melihat.
Bagian kerucut mata berguna mengambil warna saat situasi gelap sedangkan batang mata berfungsi mengambil banyak cahaya tapi tidak dapat memproses warna dan detail lebih baik.
Hasilnya ketika dalam gelap kita cenderung melihat hal-hal dalam bentul monokrom atau hitam putih.
Dan aurora biasanya muncul saat malam hari.
Mata telanjang hanya dapat menangkap cahayanya dalam warna hitam putih.
Tapi bila aurora berada di tempat yang lebih terang, maka warna yang dihasilkan lebih berwarna.
Berbeda dibanding warna yang dihasilkan dari DSLR.
Kamera dapat menangkap warna yang tersembunyi dalam kegelapan.
Dan dapat melihat warna yang tercetak pada aurora.
