Breaking News:

Selain Nasi Grombyang, Kuliner Ini juga Wajib Dicicip di Pemalang! Sederhana tapi Bikin Ketagihan

Selama ini, Pemalang dikenal sebagai daerah yang memiliki kekayaan kuliner khas bernama grombyang. Namun ada menu lain yang tak kalah sedap! Apa itu?

Editor: Sri Juliati
TRIBUN JATENG/PONCO WIYONO
Pengunjung Warung Bu Niti mencicipi pecak welut kuliner khas Petarukan Pemalang, Jumat (7/4/2017). 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Ponco Wiyono

TRIBUNTRAVEL.COM - Selama ini, Pemalang dikenal sebagai daerah yang memiliki kekayaan kuliner khas bernama grombyang.

Mereka yang singgah di kabupaten ini saat melintas di jalur pantura Jawa Tengah biasanya mencari makanan berkuah yang mirip rawon tersebut.

Namun, menu khas lain bisa menjadi pilihan lain bagi pengunjung di Pemalang, yakni pecak welut (belut dalam bahasa Jawa).

Di Desa Tegal Mlati, Kecamatan Petarukan, ada sejumlah warung yang menyajikan pecak welut.

Satu yang paling dikenal adalah kreasi Warung Bu Niti.

Di warung ini, foodies bisa mencicipi olahan hewan yang bernafas dalam lumpur tersebut.

Dua olahan khas belut andalan kedai tersebut adalah pecak welut santan dan pecak welut sambal kering.

"Saya sudah tiga kali ke sini. Saya lebih suka yang bersantan karena lebih gurih dibanding yang kering," kata Wayitno kepada Tribunjateng.com, Jumat (7/4/2017).

Resep pecak welut santan Bu Niti sederhana saja.

2 dari 3 halaman

Belut yang sudah digoreng, diulek pelan-pelan di atas sambal terasi sebelum diguyur santan.

Pecak welut yang sudah diolah di atas cobek kemudian disajikan bersama sayur daun pepaya, tauge, dan mentimun.

Meski penyajiannya sederhana, pecak welut Bu Niti siap membuatmu gobyos, basah oleh keringat.

Rasa pedas yang pas serta gurihnya belut goreng juga membuat banyak pengunjung ketagihan.

Tidak heran jika Warung Bu Niti dikenal hingga ke berbagai daerah.

"Kalau jam makan siang, biasanya ada rombongan dari Tegal yang sengaja datang ke sini," ujar perempuan bernama lengkap Casniti itu.

"Pernah pula orang Surabaya yang kebetulan melintas balik lagi makan di sini," kata dia.

Dia memulai usaha pecak welut sejak 1993, berarti nyaris seperempat abad.

Belut-belut yang disajikan berasal dari Brebes, diantarkan sepekan sekali.

Menurut Casniti, belut-belut tersebut harus belut liar, bukan hasil peternakan.

3 dari 3 halaman

Pasalnya, rasanya akan lebih gurih.

"Kalau belut ternak, bentuknya kecil rasanya tidak enak. Kalau dalam pembelian saya mendapati belut kecil, tidak akan saya masak. Saya jadikan keripik," jelasnya.

Seporsi pecak belut lengkap dengan sepiring nasi dan teh hangat bisa dinikmati seharga Rp 35 ribu.

Warung Bu Niti buka setiap hari mulai pukul 11.00-21.00 WIB.

Pengunjung bisa mengakses lokasi melalui jalur Pantura Pemalang, tepatnya di jalan masuk seberang pom bensin Petarukan.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Jateng
Tags:
PemalangJawa TengahWarung Bu Nitii
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved