Breaking News:

Menakjubkan! Bukan dari Tanah Liat, Batu Bata di Negara Ini Langsung Digali di Lereng Bukit

Bukit ini terbuat dari laterit, batu berwarna kemerahan yang kaya akan zat besi dan aluminium.

amusingplanet.com
Tambang batu bata laterit di Karaba 

Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizky Tyas

TRIBUNTRAVEL.COM - Batu bata biasanya dibentuk dari tanah liat, tetapi di Karaba, sebuah desa kecil Afrika tepatnya di barat daya Burkina Faso, batu bata digali dari lereng bukit.

Bukit ini terbuat dari laterit, batu berwarna kemerahan yang kaya akan zat besi dan aluminium.

Secara historis, laterit dipotong menjadi blok berbentuk batu bata dan digunakan dalam bangunan.

Di Angkor Wat Kamboja dan beberapa situs Asia tenggara lainnya, kamu bisa menemukan berbagai konstruksi yang terbuat dari laterit.

Di zaman modern, laterit sebagai batu lebih banyak digunakan di jalan karena bersifat lebih alami.

amusingplanet.com
amusingplanet.com

Laterit dapat dengan mudah dipotong dengan sekop dan dibentuk balok sesuai ukuran yang diinginkan ketikamasih basah dan lembut.

Ketika batu bata sudah kering, partikel tanah liat dan garam besi menguap, mengunci ke dalam struktur kisi yang kaku.

Dikatakan bahwa seni penggalian bahan laterit menjadi batu pertama kali dikembangkan di anak benua India.

Memang, laterit pertama kali dijelaskan dan dinamai oleh ahli geografi Skotlandia, Francis Buchanan-Hamilton ketika menemukan formasi laterit di India selatan pada tahun 1807.

2 dari 2 halaman

Ia menamakannya laterit yang berasal dari bahasa Latin yang berarti batu bata.

amusingplanet.com
amusingplanet.com

Dirangkum TribunTravel.com dari laman Amusingplanet.com, tambang batu bata laterit di Karaba telah beroperasi selama hampir tiga puluh tahun.

Hanya menggunakan picks dan sekop, pekerja mengukir batu bata dari batuan padat dan menjualnya ke desa-desa terdekat untuk digunakan sebagai bahan bangunan.

Foto-foto menakjubkan ini diambil oleh fotografer Amerika David Pace di tambang Karaba sejak tahun 2008.

amusingplanet.com
amusingplanet.com

“Aku terpikat oleh kualitas arsitektur ruang, warna yang mempesona dan orang-orang yang luar biasa yang bekerja di sana. Tambang ini menjadi karya seni bumi yang selalu berubah,”katanya.

“Hari ini tambang berbatasan dengan jalan tanah di setiap sisi. Suatu hari, atau mungkin dalam beberapa tahun, tambang akan mencapai batasnya dan pekerjaan akan berhenti. Untuk saat ini, sulit untuk mengatakan secara pasti seberapa besar tambang tersebut dan perubahannya dari tahun ke tahun," tambah Pace.

Selanjutnya
Tags:
Angkor WatAsia TenggaraTribunTravel.comAmusingplanet.com
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved