TRIBUNTRAVEL.COM - Jika sedang berkunjung ke Lumajang, Jawa Timur, coba sempatkan untuk mampir ke Jembatan Gladak Perak.
Di sana, traveler bisa sekadar berfoto atau pun duduk bersantai menikmati makanan dan minuman ringan dengan latar belakang perbukitan nan hijau.
Jembatan Gladak Perak terletak di perlintasan jalur selatan Kabupaten Lumajang-Malang.
Jembatan dengan panjang sekitar 100 meter tersebut membentang di atas permukaan Sungai Besuk Sat, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Pemandu wisata program Familiarization Trip Lumajang, Amir Faisol mengatakan Jembatan Gladak Perak sendiri juga dikenal dengan Jembatan Pancing.
Nama tersebut diberikan karena banyaknya masyarakat sekitar yang memancing di Jembatan Gladak Perak.
"Jembatan Gladak Perak itu berada di lereng Gunung Semeru. Jembatan Gladak Perak ini tempat istirahat perjalanan orang yang ke Malang lewat dan istirahat," kata Amir, Minggu (9/4/2017).
Di sekitar Jembatan Gladak Perak berdiri beberapa warung yang menawarkan aneka makanan.
Warung-warung itu berada tepat di sisi Jembatan Gladak Perak.
Amir mengatakan Jembatan Gladak Perak terdiri dari dua jembatan.
Satu jembatan dibangun saat penjajahan Belanda dan jembatan Gladak Perak baru dibangun pada tahun 1998.
Jembatan Gladak Perak lama kini tak lagi digunakan untuk lalu lintas.
Jembatan yang kini berstatus bangunan cagar budaya ini hanya digunakan wisatawan untuk berfoto atau hanya sekedar duduk saja.
Jembatan Gladak Perak memiliki lebar tak kurang dari empat meter.
Di sisi jembatan hanya ada pengaman dari bambu.
Seperti satu wisatawan asal Lumajang, Wahyudi.
Ia sengaja datang bersama temannya untuk berfoto dan bersantai di Jembatan Gladak Perak.
"Jarak ke Jembatan Gladak Perak dari rumah saya sekitar 1,5 jam. Di sini pemandangannya alami dan sejuk," ujar Wahyudi kepada KompasTravel.
Salah satu pemilik warung di sekitar Jembatan Gladak Perak, Agus mengatakan jembatan ini mulai ramai dikunjungi wisatawan sejak tahun 2005.
Sebelum tahun itu, Jembatan Gladak Perak kerap sepi dan rawan kriminalitas.
"Sekarang banyak yang nongkrong, istirahat dan kembali meneruskan perjalanan. Jualan jadi ramai dan menguntungkan," kata Agus kepada KompasTravel.
Di Jembatan Gladak Perak tentu wisatawan juga bisa mendengar aliran air Sungai Besuk Sat.
Warna air yang coklat dan hamparan bebatuan bisa menjadi latar warna yang kontras di kamera.
Jembatan Gladak Perak berjarak sekitar 34 kilometer dari Alun-Alun Lumajang.
Masyarakat setempat juga mengenal area Jembatan Gladak Perak dengan sebutan Piket Nol. (Kompas.com/Wahyu Adityo Prodjo)