TRIBUNTRAVEL.COM - Jenis olahraga ekstrem satu ini memang sudah dikenal Indonesia, namun gaungnya belum terlalu nyaring.
Padahal jika kita menyaksikan atlet kitesurfing yang sedang beraksi, terlihat sangat mengasyikkan.
Mereka begitu lincah meloncat-loncat di atas ombak dengan bantuan papan selancar dan sejenis parasut berukuran besar.
Menurut para pelaku kitesurfing, olahraga ini adalah gabungan dari selancar, selancar angin, gantole, dan wakeboarding.
Salah satu kenikmatan kitesurfing adalah para atlet dapat berselancar di atas ombak dalam waktu tidak terbatas.
Apalagi jika atletnya sudah benar-benar mahir, akan mampu menari-nari di atas batas air dan akan terlihat seperti menari.
Mereka tidak perlu lagi menunggu ombak yang besar untuk bisa memamerkan kebolehannya.
Kitesurfing mengenal beberapa teknik, seperti freestyle, freeride, downwinders, speed, course racing, wakestyle, jumping, dan kitesurfing in the wave.
Bermain kitesurfing bukan tanpa bahaya. Untuk itu persiapan yang dilakukan sebelum melakukan kitesurfing harus benar-benar diperhatikan, paling tidak stamina yang prima dan peralatan tidak bermasalah.
Seorang atlet kitesurfing harus memahami sifat-sifat angin, sekaligus gelombang laut.
Ada beberapa peraturan baku yang harus dipatuhi atlet kitesurfing, antara lain para pemain tidak boleh melakukan kitesurfing di area yang sering digunakan untuk renang, pastikan area 50 meter di sekitarnya aman saat hendak meloncat.
Para kitesurfer juga harus memastikan diri berada di sebelah kanan pemain lainnya dan dilarang keras untuk mengubah arah sembarangan.
Hingga saat ini rekor kecepatan dipegang atlet asal Perancis, Alex Carzergues dengan dengan catatan kecepatan hingga 50.98 knot.
Rekor ini dipecahkannya di pantai Namibia pada 14 November 2009 dalam acara Luderitz Speed Challenge.
Mestinya olahraga seperti ini dapat berkembang dengan baik di Indonesia karena negeri ini memiliki garis pantai terpanjang di dunia, selain dari segi biaya kelihatannya tidak terlalu besar. (Angkasa.co.id/Remigius S & Harzan DJ)