TRIBUNTRAVEL.COM - Ular raksasa yang memakan orang di Mamuju, Sulawesi Barat memang menghebohkan warga Indonesia bahkan dunia.
Ular di Sulawesi tersebut memakan manusia dewasa.
Namun, dalam video yang beredar di media sosial saat ini justru ada seekor ular yang tersiksa karena ingin memakan seekor hewan kecil.
Dalam sebuah video seperti didapat dari Mirror.co.uk menunjukkan ada seekor ular yang diketahui ular Boa kesakitan.
Ia mengeliat ke tanah setelah ada ratusan benda mirip duri yang ada di sejukur tubuhnya.
Seekor anjing juga mendekat melihat reptil yang tidak biasa ini.
Diduga ular Boa ini ingin makan landak sebelum terkena duri tersebut.
• Ini Dia Kopi Terkuat Di Dunia, Kandungan Kafeinnya Sangat Mengejutkan
Tampaknya ular tersebut gagal memakan landak yang sudah dia buru.
Landak memepertahankan dirinya dengan menyerang ular dengan duri yang ada di tubuhnya.
Bahkan, mulut ular tidak bisa menutup karena ada duri di mulutnya.
Sepertinya benar-benar menyakitkan ya, guys.
• Coba Ambil Telur Ular dari Induknya, yang Terjadi Pada Pria Ini Sungguh Tak Disangka
Berdasarkan laporan beberapa sumber, video ular ini direkam di Brasil.
Rekaman ini diunggah ke LiveLeak.com dan mendapat respon simpatik dari masyarakat.
Banyak netizen mengaku kasihan dengan ular raksasa ini.
Lihat videonya dibawah ini.
Geger Ular Piton Memangsa Manusia di Mamuju, Begini Penjelasan Peneliti IPB
TRIBUNTRAVEL.COM - Akbar (25), warga Dusun Pangerang, Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, tewas dimakan piton saat sedang akan memanen sawit pada Minggu (26/3/2017).
Kasus itu memberi gambaran, manusia memang mungkin menjadi mangsa ular.
Namun, seberapa besar sebenarnya peluangnya?
Peneliti herpetologi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Mirza D Kusrini, mengungkapkan, peluang manusia dimakan piton sebenarnya kecil.
"Piton biasanya memangsa hewan seperti babi hutan dan rusa. Tapi, dalam kondisi tertentu, piton memang bisa memangsa manusia. Ada kasusnya tapi tidak banyak," katanya.
Rabu (29/3/2017), Mirza mengatakan, piton sebenarnya merupakan hewan yang oportunis, akan memangsa apapun yang mungkin.
Dalam kasus Akbar, Mirza menduga, piton tidak berhasil mendapatkan makanan setelah mencari sehingga akhirnya memangsa manusia.
Piton bisa kekurangan mangsa karena hidup di lingkungan kebun sawit di mana keragaman mangsa kurang melimpah.
Mangsa piton di kebun sawit kerap diusir karena dianggap hama.
Piton bisa jadi datang ke kebun sawit karena habitat aslinya sudah berkurang dan menjelma menjadi kebun sawit itu sendiri.
Kekurangan mangsa merupakan sebab umum piton memangsa manusia.
Tahun 2013, dua orang bocah di Amerika Serikat dimakan oleh piton yang kelaparan.
Piton yang jadi hewan piaraan itu lapar karena baru saja lepas dari kandangnya.
Dia lantas masuk ke apartemen dan akhirnya menemukan dua bocah yang sedang tertidur.
Secara anatomi, ukurannya yang besar membuat piton bisa memakan apa pun.
Mirza mengungkapkan, piton bahkan bisa memakan aligator, sapi, dan hewan lain yang ukurannya lebih besar dari manusia.
"Seperti ular lainnya, piton itu tidak memiliki rahang. Jadi dia bisa membuka mulutnya selebar apapun dan mengkontraksikan ototnya untuk mendorong mangsa masuk ke saluran pencernaannya," kata Mirza.
Sekali mendapatkan mangsa, piton bisa diam hingga sebulan lamanya.
Sebabnya, piton membutuhkan waktu yang lama untuk mencerna.
"Maka wajar jika di Sulawesi korban ditemukan masih dalam keadaan utuh. Dalam jangka waktu 2-3 hari, mangsa biasanya masih utuh di dalam perut ular," jelas Mirza.
Untuk menghindari piton, Mirza menyarankan untuk selalu waspada jika ke lapangan, baik ke sawah, kebun, apalagi hutan.
"Jangan pernah pergi sendiri saat di hutan. Pastikan selalu berada dalam rombongan jadi ada yang membantu," katanya.
Piton biasanya berada di atas pohon.
Jadi saat berjalan penting juga untuk melihat ke atas, mewaspadai keberadaan piton.
Selain itu, penting untuk tidak mengganggu.
"Kalau menemukan piton, lebih baik mundur. Jangan malah diganggu," ungkap Mirza.
Menurutnya, ular pada umumnya merupakan hewan pemalu.
Jika manusia menghindar, maka ular tidak akan mengejar seperti singa. (Kompas.com)