Laporan Wartawan Tribun Bali, Ratu Ayu Astri Desini
TRIBUNTRAVEL.COM, DENPASAR - Bali tak hanya terkenal dengan keindahan destinasi pariwisatanya.
Masih banyak lagi kelebihan yang diunggulkan dari Pulau Dewata ini. Satu di antaranya adalah kuliner.
Cita rasa yang khas ikut membuat nama Bali terkenal di seluruh pelosok Indonesia bahkan luar negeri.
Jika ingin mencicipi masakan khas Bali di tengah Kota Denpasar, Warung Sari Anyar merupakan pilihan yang tepat.
Di sana, segala rasa penasaran tentang makanan khas Bali akan terjawab.
Tak perlu khawatir jika kantong akan jebol karena Warung Sari Anyar dikonsep sebagai tempat makan yang pro dengan rakyat.
Harga yang ditawarkan cukup terjangkau.
Rasanya pun tak kalah saing dengan resto-resto lain pada umumnya.
Seluruh makanan yang ditawarkan oleh Warung Sari Anyar diracik sendiri oleh pemiliknya, yang merupakan mantan chef berpengalaman.
Di sana, menu yang ditonjolkan adalah ayam betutu.

Diakui pemilik Warung Sari Anyar, Anak Agung Ngurah Arnawa, ayam betutu memang sudah banyak ditemukan di seluruh sudut kota.
Namun di Warung Sari Anyar, simbol kuliner Pulau Dewata ini diolah dengan cara yang agak berbeda.
Arnawa membuat makanan ini berdasarkan panduan dari resep nenek moyangnya.
“Kami memakai bumbu base genep. Yang membuatnya berbeda dari tempat lain adalah bumbu yang sudah dihaluskan itu tidak dimasak terlebih dahulu. Jadi dalam keadaan masih mentah, bumbu saya balurkan ke seluruh bagian ayam. Tujuannya agar cita rasa khas dari bumbu itu tidak hilang, dan lebih meresap ke ayam,” ucap Arnawa saat ditemui Tribun Bali, Senin (27/2) siang, di Warung Sari Anyar.
Setelah bumbu dibalurkan, Arnawa kemudian menyelimuti ayam tersebut menggunakan daun pisang.
Tujuannya tidak lain agar aroma yang ditimbulkan dari ayam betutu lebih wangi dan khas.
Selama 65 menit, ayam dimasak dengan cara dikukus di atas api dengan tingkat kepanasan yang normal.
“Selama 1 jam lebih 5 menit itu khusus untuk ayam boiler. Kalau terlalu lama nanti kandungan protein dari ayam akan hilang. Waktu 1 jam lebih 5 menit itu sudah tepat, matangnya juga sempurna,” kata Arnawa.
Lanjut Arnawa, bila di tempat lain ayam betutu yang disajikan menggunakan kuah yang melimpah, di Warung Sari Anyar, pelanggan hanya akan menemukan kuah betutu dalam jumlah yang sedikit.
Arnawa hanya menggunakan kuah dari hasil tetesan ayam yang dikukus.
Rasa yang dihasilkan tentu jauh berbeda.
Kuah betutu ala Warung Sari Anyar memiliki cita rasa yang lebih kuat dan gurih.
Untuk lebih memanjakan lidah konsumen, Arnawa menyediakan tiga jenis ayam betutu.
Ada ayam boiler, ayam kampung, dan ayam merah.
Masing-masing ayam tersebut dijual dengan harga mulai Rp 70 ribu per ekornya.
Selain ayam betutu, Warung Sari Anyar juga menjual aneka olahan ketupat atau orang Bali biasa menyebutnya dengan nama tipat.
Semisal tipat cantok, tipat barak, dan tipat penyon atau yang sering disebut dengan tipat kuah.
Arnawa memasak ketupat tersebut dengan teknik yang tepat, sehingga saat disantap, tekstur ketupat yang dihasilkan tersebut benar-benar lembut di mulut.
Sebagai penghilang dahaga, Es Campur ala Warung Sari Anyar merupakan pilihan yang pas.
Arnawa membubuhi es campur ini dengan berbagai macam isian.
Misalkan cincau, kolang-kaling, tape singkong, agar-agar, dan bijik.
Sedangkan untuk kuahnya, Arnawa membuat kuah Es Campur dari santan kelapa dan susu putih kental manis.
Ikut Meramaikan Denpasar Festival
Meski baru beroperasi sekitar 1,5 bulan, makanan yang ditawarkan oleh Warung Sari Anyar dapat diakui kelezatannya.
Hal ini terbukti dari keberhasilannya mengikuti stand kuliner di Denpasar Festival ke-9.
Dikatakan Arnawa, mendirikan stand kuliner di Denpasar Festival tak semudah membalikkan telapak tangan.
Setelah mendaftar, tim akan mensurvei makanan yang ditawarkan, baik dari segi rasa, kebersihan, maupun kualitasnya.
“Respon pasar saat buka stand di Denpasar Festival lumayan bagus. Banyak yang ketagihan juga. Setelah selesai di Denpasar Festival, banyak konsumen yang datang ke warung kami,” terang Arnawa.
Saat mengunjungi Warung Sari Anyar, akan disajikan dengan suasana tempat yang sederhana.
Meja dan kursinya dibuat dari bahan kayu.
Seluruh bagian dindingnya diberi sentuhan warna abu-abu terang.
Beragam lukisan turut dipajang untuk mempercantik suasana.
Warung yang memiliki kapasitas 20 orang ini, siap melayani konsumen setiap hari, mulai pukul 10.00 hingga 19.00 Wita.