Breaking News:

Kunjungan Raja Arab Saudi ke Indonesia

Sebelum Raja Arab, Inilah Deretan Tokoh Dunia yang Pernah Berkunjung ke Puri Ubud

Yuk mengenal Puri Ubud, kawasan di Gianyar yang disebut-sebut akan disambangi Raja Arab selama di Bali.

Editor: Sri Juliati
KOMPAS.COM/Ira Rachmawati
Bagian Puri Ubud di Gianyar Bali yang rencananya akan dikunjungi Raja Salman 

TRIBUNTRAVEL.COM - Selama liburan di Bali, ada beberapa tempat wisata yang rencananya disambangi Raja Arab, Salman bin Abdulaziz Al-Saud.

Satu di antaranya adalah Puri Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali.

But wait, guys, ada yang harus traveler tahu tentang perbedaan antara puri dan pura.

"Puri beda dengan pura. Pura adalah tempat persembayangan dan puri adalah tempat tinggal pribadi. Di puri ini saya yang sekarang tinggal," kata Tjokorda Gde Putra A.A Sukawati, keturunan ke enam Raja Ubud Bali, Minggu (5/3/2017).

Bangunan yang sudah berusia ratusan tahun tersebut sudah berkali-kali mengalami renovasi namun tidak meninggalkan ciri khas Bali.

Tjokorda mengatakan, sejak tahun 1927, Desa Ubud sudah membuka diri dengan perkembangan dunia luar dan banyak menerima kunjungan tamu-tamu dari luar negeri.

Menurut dia, pada saat itu Bali hanya digunakan transit dan satu-satunya hotel adalah Bali Hotel di sekitar Denpasar.

Sambil menunggu waktu pelayaran selanjutnya, para tamu diajak ke Ubud untuk menikmati keindahan budaya, seni, dan tradisi yang ada di sana.

"Raja Ubud waktu itu Tjokorda Gde Agung Sukawati, ayah saya yang memulai perubahan dan menjadikan Desa Ubud sebagai desa wisata," sebutnya.

"Dia pula yang menggagas perkumpulan seniman-seniman yang diberi nama Pita Maha."

2 dari 4 halaman

"Saat itu sudah mulai dikenal karya seni modern tapi tetap dengan tidak meninggalkan jati diri Bali."

Ia mencontohkan perkembangan yang terlihat jelas adalah pada lukisan wayang yang sudah mulai mengenal anatomi tubuh.

Belum lagi seni pahat yang awalnya hanya arca sudah mulai ada perkembangan bentuk.

Sang ayah, menurut dia, memberikan kesempatan kepada seniman besar kala itu seperti Walter Spies, Rudolf Bonnet, Arie Smit, dan Blanco untuk berkarya di Ubud.
Sehingga seni di Desa Ubud berkembang dengan pesat.

Ubud juga melahirkan seniman besar yaitu I Gusti Nyoman Lempad.

"Pada masa itu adalah masa penjajahan, tapi Raja Ubud tetap menerima kedatangan orang asing untuk tinggal di sini," ucapnya.

"Berinteraksi dengan orang-orang asli sini menghasilkan karya seni berupa lukisan, pahatan, ukir, patung.

"Bahkan kediaman raja boleh digunakan untuk menginap bagi wisatawan.

"Ubud itu semacam vas bunga yang diletakkan di meja dan siapa saja boleh menikmatinya."

Bahkan sampai saat ini, wisatawan boleh berkunjung ke Puri Ubud untuk mengambil foto atau menikmati tari-tarian yang digelar di halaman Puri Ubud setiap malam.

3 dari 4 halaman

Tetapi untuk masuk ke dalam tempat tinggal, tamu harus izin terlebih dahulu.



Penglingsir Puri Sarean Agung Ubud,  Tjokorda Gde Putra A.A. Sukawati
Penglingsir Puri Sarean Agung Ubud, Tjokorda Gde Putra A.A. Sukawati (KOMPAS.COM/Ira Rachmawati)

Tjokorda mengatakan, pada tahun 1931, karya seniman Bali yang sebagian besar dibuat oleh seniman Ubud sudah dipamerkan ke Paris.

Bukan hanya lukisan, pahatan tapi juga gerbang khas Bali juga diangkut ke Paris.

"Ini semacam membawa seluruh rumah dan isinya ke Prancis dan dampaknya sangat luar biasa bagi perkembangan Ubud."

"Banyak yang semakin mengenal Bali khususnya Ubud," jelasnya sambil menunjukkan foto-foto lama koleksi pribadi keluarganya.

Sementara itu, data Museum Puri Lukisan, satu museum tertua yang ada di Bali, menyebutkan, beberapa tokoh sempat berkunjung ke Puri Ubud.

Seperti tahun 1962, Robert F Kennedy, Jaksa Agung Amerika Serikat bersama istri.

Saat itu Tjokorda Gde Agung Sukawati menghadiahi lukisan dari Ida Bagus Made Poleng yang berjudul Arjuna Wiwaha.

Kemudian Ratu Juliana dari Belanda juga berkunjung ke Ubud pada September tahun 1972.

"Saat itu ayah saya menawarkan segelas minuman air kelapa dan crorot jajan tradisional Bali kepada Ratu Juliana. Ada fotonya di museum Puri Lukisan," sebutnya.

4 dari 4 halaman

Pada tahun 1970-an, sang ayah menginisiasi pembuatan museum.

Hal itu agar karya-karya seniman Bali tidak semuanya terbang ke luar negeri.

Saat ini tercatat ada enam museum di wilayah Ubud yaitu Museum Puri Lukisan, Museum Blanco, Museum Neka, Museum Pendet, Museum Rudana, dan Museum Arma.

"Selain enam museum itu masih banyak museum-museum kecil lainnya. Bisa dilihat bagaimana perkembangan seni di Ubud di museum-museum tersebut," katanya.



Bagian Puri Ubud di Gianyar Bali
Bagian Puri Ubud di Gianyar Bali (KOMPAS.COM/Ira Rachmawati)

Terkait rencana kedatangan Raja Salman saat akan ke Puri Ubud, Tjokorda mengaku masih belum mendapat kepastian.

Namun jika Raja Salman akan singgah, maka Puri Ubud akan melakukan penyambutan.

"Dalam sejarah Ubud kami selalu membuka tangan untuk para tamu asing apalagi Raja Salman adalah tamu kenegaraan," kata dia.

"Tentu saja akan kami sambut dengan senang hati saat datang ke puri."

"Namun sampai saat ini belum ada kepastian kedatangan beliau kapan."

Disebut-sebut, Raja Salman akan mengunjungi kawasan Garuda Wisnu Kencana, kawasan Puri Uluwatu, dan Puri Ubud Gianyar Bali. (Kompas.com/Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati)

Selanjutnya
Sumber: Kompas.com
Tags:
UbudSalman bin Abdulaziz al-SaudGianyar Terasering Tegalalang
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved