Breaking News:

Tak Pernah Menampakkan Diri, Begini Misteri Keberadaan Satwa Liar Macan Tutul di Hutan Merapi

Keberadaan satwa macan tutul di hutan Merapi seakan masih menjadi misteri.

CIFOR
Macan tutul jawa (Panthera pardus melas) terekam oleh kamera jebakan di Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Jawa Barat, 1 November 2012. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Keberadaan satwa macan tutul di hutan Merapi seakan masih menjadi misteri.

Berbagai usaha, seperti memasang kamera trap tak membuahkan hasil mendeteksi keberadaannya.

Pada tahun 2015, petugas Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) secara tidak sengaja melihat langsung satwa dengan nama latin Panthera pardus melas ini masih ada di kawasan hutan Merapi.

"Perjumpaan langsung pernah sekali, tahun 2015 lalu oleh petugas TNGM, di sisi antara Klaten dan Boyolali. Tetapi sayang saat itu tidak sempat difoto," ujar Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Balai TNGM, Iskandar, Senin (27/2/2017).

Lokasi perjumpaan dengan macan tutul tersebut berada di kawasan hutan sisi timur, yang cenderung tidak terdampak erupsi Gunung Merapi.

Tepatnya di antara Klaten dan Boyolali.

Dari laporan adanya perjumpaan itu, Balai TNGM mencoba mendeteksi keberadaan macan tutul dengan memasang kamera trap.

Hanya saja sampai saat ini kamera trap yang dipasang belum berhasil merekam keberadaan macan tutul.

"Kita pasang 7 kamera trap, Selama setahun terakhir ada empat kali kegiatan tetapi belum berhasil. Mungkin penempatan posisinya belum tepat," ucapnya.

Namun demikian, memang diakuinya saat melakukan penelusuran di kawasan hutan Merapi, petugas beberapa kali menemukan adanya tanda-tanda keberadaan macan tutul.

2 dari 2 halaman

Tanda-tanda itu, seperti cakaran di batang pohon dan jejak macan tutul.

"Selama ini kita hanya menemukan tanda-tandanya saja, cakaran di pohon dan jejak macan tutul. Tetapi memang kita belum punya bukti fotonya," katanya.

Menurut dia, para aktivis satwa dan LSM menyampaikan mengenai keberadaan macan tutul di hutan Merapi. Data itu pasca kejadian erupsi 2010 lalu.

"Kita hanya komunikasi personal saja, dan kita belum melihat datanya, tetapi mereka bilang masih ada dan harus terus dicari untuk perlindungan habitat," kata Iskandar.

Iskandar menyampaikan, permasalahan kepunahan mau pun berkurangnya populasi di mana pun masalah utamanya paling dominan adalah gangguan manusia.

Kerusakan habitat di Jawa khususnya, itu sudah sangat besar.

Belum lagi ditambah tren perburuan liar.

"Perburuan misalnya menggunakan senapan angin, kalau di dalam kawasan kita masih bisa tangani, tetapi kalau di luar kita tidak bisa," urainya.

Sementara itu, Putu Dhian, Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan, TNGM menambahkan, guna mendeteksi dan memastikan keberadaan macan tutul di Kawasan Hutan Merapi, pihaknya masih akan memasang kamera trap.

"Beberapa bulan sekali, kami tetap akan memasang kamera trap dibeberapa lokasi yang dicurigai tempat aktivitas macan tutul," katanya. (Kompas.com/Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma)

Selanjutnya
Sumber: Kompas.com
Tags:
taman nasional gunung merapiGunung MerapiBoyolaliKlaten
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved