Breaking News:

Kuliner Demak - Bakso dari Daging Sapi Sudah Biasa, Cobain Nih Bakso Beranak Daging Kerbau

Hartoyo mengganti daging sapi yang lazim jadi bahan baku bakso dengan daging kerbau yang belum ada di Demak.

Editor: Sri Juliati
KOMPAS.com/ARI WIDODO
Bakso beranak di Demak, Jawa Tengah. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Bakso beranak memang tengah jadi trend di dunia usaha bakso ya, guys.

Nah, hal ini pula yang menjadi inspirasi bagi Hartoyo (45) untuk turut menjual bakso beranak namun dengan inovasi berbeda.

Yaitu mengganti daging sapi yang lazim jadi bahan baku bakso dengan daging kerbau yang belum ada di Demak.

Mencetak bakso beranak perlu telaten.

Mula-mula satu sendok daging giling ditaruh ke dalam cetakan dan dipipihkan, lalu masukkan tiga butir telur puyuh, sesendok penuh daging kerbau, dan empat butiran bakso seukuran kelereng.

Selanjutnya ditutup dengan adonan lagi hingga berbentuk bulatan bakso berdiameter 15 cm.

Satu kilogram adonan hanya cukup untuk membuat empat butir bakso beranak.

Terbayang betapa besarnya ukuran bakso tersebut.

Setelah bakso dicetak, lalu dimasukkan ke air mendidih sekaligus dengan cetakan.

Waktu perebusan minimal 15 menit.

2 dari 3 halaman

Tanda, bakso matang jika bakso yang direbus lepas sendiri dari wadahnya.

"Dagingnya kami pilih daging kerbau yang kaya serat, tak sehalus daging sapi. Jadi ketika makan bakso ini terasa banget tekstur kenyalnya di lidah," ungkap Hartoyo berpromosi.

Selain itu, alasan penggunaan daging kerbau adalah menghormati kepercayaan warga Kadilangu tentang larangan memotong sapi di lingkungan makam Sunan Kalijaga.

"Ndak ada daging sapi di lingkungan sini Mas, banyaknya daging kerbau. Bahkan kalau Iduladha ada yang korban sapi tetap ditukar kerbau," ungkapnya.

Sementara itu, keponakan Hartoyo, Novi Ekawati, sang pencetus ide bakso beranak mengatakan, ide tersebut memang tak murni dari dirinya sendiri.

"Lihat-lihat di medsos kan banyak, tapi kebanyakan pakai daging sapi," tutur siswi SMAN 2 Demak ini.

Semenjak memproduksi bakso beranak, warung bakso Barokah yang bersebelahan dengan Pos Polisi Turjawali Demak ini makin ramai pembeli.

Tiap hari pemilik menghabiskan 10-20 kilogram daging kerbau untuk bakso andalannya.

"Dulu sepi, terus bakso kerbau beranak ini saya di-posting ke media sosial, jadi ramai. Alhamdulillah masih sore sudah habis," tutur Novi yang sengaja ikut berjualan setiap pulang sekolah.

Novi menuturkan, usahanya tak selalu berjalan mulus.

3 dari 3 halaman

Banyak pihak yang menyerang, untuk ukuran di Demak harga bakso Rp 25 ribu per porsi terlalu mahal.

Tapi dara subur asli Kota Wali ini pantang menyerah, ia tetap gencar melancarkan promosi di media sosial.

Pengunjung yang mampir ke warung bakso Barokah setelah berziarah ke makam Sunan Kalijaga mengaku puas dengan makanan yang disajikan.


Dua peziarah menikmati bakso kerbau beranak di depan makam Sunan Kalijaga di Kelurahan Kadilangu, Kabupaten Demak, Jateng, Sabtu (25/2/2017).
Dua peziarah menikmati bakso kerbau beranak di depan makam Sunan Kalijaga di Kelurahan Kadilangu, Kabupaten Demak, Jateng, Sabtu (25/2/2017). (KOMPAS.com/ARI WIDODO)

Anwaru Latief (27) bersama istrinya, Wahyu Puji Andritani (18), peziarah asal Desa Bango, Demak mengaku baru kali ini makan bakso beranak.

"Sampai berkeringat saking enak dan besar porsinya. Daging kebonya terasa," ungkap Latief.

Sementara itu Puji, istri Latief yang tengah hamil tujuh bulan mengungkapkan, ia memang ingin makan di sini setelah melihat promosi di Facebook.

"Saya ngidam biar anaknya gak ngiler, baksonya besar, semoga besok anaknya lahir membawa rizki besar," harap Puji. (Kompas.com/Kontributor Demak, Ari Widodo)

Selanjutnya
Sumber: Kompas.com
Tags:
DemakJawa TengahHartoyo
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved