Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Jika dibanding beberapa dekade silam, jumlah bayi prematur mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Banyak yang mengira peningkatan ini terjadi karena gaya hidup si ibu yang tidak sehat.
Kenyataannya pernyataan ini tak sepenuhnya benar.
Dilansir TribunTravel.com dari laman wittyfeed.com, studi menunjukkan jika jutaan kelahiran prematur bisa jadi karena pangaruh polusi udara.
Polusi sejak masa Industri memang sudah menjadi masalah yang tak berkesudahan.
Kebakaran hutan, asap kendaraan dan pembuangan industri semakin meningkatkan efek polusi dari tahun ke tahun.
Dampaknya tak hanya menyerang kesehatan namun juga menciptakan masalah baru.
Sebuah laporan menunjukan masalah polusi menyebabkan lebih dari 3,4 juta kelahiran di seluruh dunia.
Bentuk pencemaran ditemukan hampir di semua negara.
Namun yang paling banyak terjadi kelahiran prematur berada di kawasan sub Sahara Afrika, Afrika Utara, Asia Selatan, Asia Timur, dan Asia Tenggara.
Menutur laporan wilayah Asia Timur, China menjadi yang terbesar dengan lebih dari 1,6 juta kelahiran prematur.
Kebanyakan orang tidak sadar jika polusi udara menjadi penyebab utama.
Bayi prematur biasanya rentan menderita gangguan pendengaran dan penglihatan.
Dan wanita yang tinggal di wilayah perkotaan paling beresiko melahirkan bayi prematur.