lihat foto
Laporan Wartawan TribunTravel.com, Sinta Agustina
TRIBUNTRAVEL.COM - Saat berlibur ke Kota Solo, pasti tidak akan ketinggalan untuk mencicipi kuliner khasnya.
Salah satu kudapan yang mencirikan Kota Solo adalah serabi Notosuman atau serabi Solo.
Sesuai dengan namanya, serabi Notosuman diproduksi di daerah Notosuman, yang kini namanya berubah menjadi Jalan M. Yamin.
Serabi Notosuman dirintis oleh pasangan Hoo Geng Hok dan Tan Giok Lan, yang awalnya menerima pesanan kue apem.
Karena rasanya yang nikmat, kue apem buatan Hoo Geng Hok dan Tan Giok Lan banyak disukai.
Hal inipun membuat keduanya mengembangkan usaha pembuatan kue serabi, yang hingga kini masih bertahan dan menjadi bisnis keluarga.
Lain halnya jika sedang berlibur di Bandung, maka akan menemukan surabi Bandung.
Lalu, apa perbedaan antara serabi Solo dan surabi Bandung?
Perbedaannya terletak pada bahan bahan, pembuatan, penyajian, dan tentu saja rasa.
Serabi Notosuman memakai berbagai bahan, di antaranya tepung beras, pandan, vanilla, gula, santan kelapa, dan garam.
Sementara surabi Bandung menggunakan tepung terigu.
Dari segi rasa, serabi Solo lebih cenderung manis, karena disajikan dengan topping manis, seperti meses, keju, dan sebagainya.
Surabi Bandung umumnya memakai topping oncom yang cenderung gurih.
Namun ada juga surabi manis yang disajikan dengan kuah kinca atau santan yang diberi gula Jawa.
Nah, tak heran jika pada proses pembuatannya, surabi Bandung tidak menggunakan santan, karena santan akan ditambahkan sebagai kuah saat memakan surabi.
Berbeda dengan serabi Notosuman yang adonannya menggunakan santan.
Meskipun serabi Solo dan surabi Bandung memiliki cita rasa yang berbeda, namun keduanya tetaplah sama.
Yap, keduanya memiliki bentuk bulat pipih yang dimasak di atas tungku alami, sehingga menghasilkan aroma yang sedap.
