Breaking News:

Museum Sasmitaloka Ahmad Yani - Saksi Tragedi Subuh Berdarah yang Renggut Nyawa sang Jenderal

Di rumah kediaman pribadi almarhum Jenderal Ahmad Yani ini telah terjadi peristiwa berdarah yang menggemparkan dunia.

Editor: Sri Juliati
Angkasa.co.id/Edi Dimyati
Lukisan Subuh yang Berdarah di ruang tamu. Dilukis oleh BP Omar tahun 1967 menggambarkan detik-detik saat Yani berkelahi dengan pasukan Tjakrabirawa. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Seakan membuka kembali lembaran kisah pilu masa lalu.

Pertama kali menginjakkan kaki di bekas kediaman Jenderal Ahmad Yani, aura perjuangan mulai muncul.

Dulu, di rumah kediaman pribadi almarhum Jenderal Ahmad Yani ini telah terjadi peristiwa berdarah yang menggemparkan dunia.

Pemberontakan tengah terjadi.

Ya, peristiwa bersejarah Gerakan 30 September 1965 yang melibatkan Partai Komunis Indonesia (PKI) telah menjadi daftar kisah gelap bangsa ini.

Usaha penculikan terhadap sang jenderal kala itu harus berakhir tragis.

Yani ditembak, meninggal di tempat, 1 Oktober 1965.

Tepat satu tahun setelah peristiwa berdarah itu, tempat yang menjadi saksi pilu peristiwa kelam ini resmi dijadikan museum dengan nama Museum Sasmitaloka.

Museum Sasmitaloka Ahmad Yani
Museum Sasmitaloka Ahmad Yani (angkasa.co.id/Edi Dimyati)

Diserahkan langsung oleh sang istri kepada pemerintah sebagai bentuk dedikasinya yang menyimbolkan semangat nasionalisme.

Kini, museum Sasmitaloka dikelola oleh Dinas Sejarah TNI AD ini menjadi media informasi buat mereka yang ingin mencari informasi sejarah perjalanan bangsa.

2 dari 4 halaman

Museum Sasmitaloka berlokasi di Jalan Lembang Terusan Blok D nomor 58, RT 11 RW 7, Menteng, Kota Jakarta Pusat.

Petugas dengan postur tegap siap menyambut siapapun yang datang berkunjung ke museum yang berdiri di atas lahan seluas 1.300 m2 ini.

Perjalanan sejarah pun dimulai dari pintu utama.

Melangkah dari pintu ini, ruang pertama yang akan kita kunjungi adalah tempat memajang segala bentuk cenderamata dalam bentuk patung serta miniatur profil Yani.

Pengunjung menyaksikan koleksi Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi Jenderal Ahmad Yani terletak di Jalan Lembang D 58 Menteng, Jakarta Pusat.
Pengunjung menyaksikan koleksi Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi Jenderal Ahmad Yani
terletak di Jalan Lembang D 58 Menteng, Jakarta Pusat.

Ke kiri, zona berikutnya terdapat sebuah ruangan yang dihiasi berbagai macam penghargaan yang diperoleh sang jenderal semasa hidupnya.

Dari ruangan ini terlihat sebuah ruang kerja sekaligus perpustakaan kecil milik jenderal asal Purworejo, Jawa Tengah.

Interior masih lengkap dan utuh, di antaranya meja kecil yang pernah digunakan ajudan.

Sebuah bendera merah putih pun dibiarkan menjadi properti yang menghidupkan semangat kebangsaan.

Sebagian koleksi lain yang terpajang adalah barang kenangan dari sahabat dan kerabat.

Memasuki ruangan berikutnya adalah ruang tamu kehormatan.

3 dari 4 halaman

Khusus di ruangan ini pengunjung tidak diperkenankan menyentuh setiap properti yang ada.

Yang menarik, pada dinding ruang tamu ini terdapat lukisan dengan ukuran besar.

Dibuat Omar pada tahun 1967 yang melukiskan proses penculikan terhadap Jenderal Yani.

Lebih dalam lagi, terdapat ruang makan keluarga lengkap dengan foto-foto keluarga Ahmad Yani.

Suasana kekeluargaan dan kebersamaan sangat kental di sini.

Tepat di sebelah ruang inilah Ahmad Yani menghembuskan napas terakhirnya.

Mini bar di ruang makan tempat keluarga Ahmad Yani berkumpul.
Mini bar di ruang makan tempat keluarga Ahmad Yani berkumpul. (Sumber gambar: Edi Dimyati)

Bagian dapur adalah lokasi saat Ahmad Yani diseret anggota PKI dengan darah mengucur dari tubuhnya.

Masa Revolusi

Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi Jenderal Ahmad Yani terletak di Jalan Lembang D 58 Menteng, Jakarta Pusat.
Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi Jenderal Ahmad Yani terletak di Jalan Lembang D 58
Menteng, Jakarta Pusat. (Tribunnews.com/ Reynas Abdila)

Museum ini tak lain sebuah bentuk penghargaan terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Bangunan Museum Sasmitaloka A Yani bergaya arsitektur Indische, dibangun sekitar tahun 1930 pada saat pengembangan wilayah Menteng, Jakarta Pusat.

4 dari 4 halaman

Museum ini semula adalah rumah tinggal pejabat maskapai swasta Belanda/Eropa.

Pada tahun 1950-an dikelola oleh Dinas Perumahan Tentara dan kemudian dihuni oleh Letjen Yani.

Bangunan tua bersejarah ini menyimpan perjalanan bernilai dan membangkitkan pengalaman menarik.

Menjadi lebih menarik lantaran bangunan asli peninggalan Belanda ini berdiri kokoh di antara bangunan modern lain di sekililingnya milik para pejabat. (angkasa.co.id/Edi Dimyati)

Selanjutnya
Tags:
Museum SasmitalokaAhmad YaniJakarta
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved