Laporan Wartawan TribunTravel.con, Novita Shinta
TRIBUNTRAVEL.COM - Guys, jika kamu punya kesempatan, cobalah untuk berkunjung ke Bangladesh.
Di negara ini ada potret yang memberi contoh kita untuk selalu bersyukur.
Orang-orang di selatan Bangladesh adalah orang-orang yang terkena dampak dari perubahan iklim.
Perubahan iklim ini memaksa mereka untuk pindah ke ibukota, Dhaka.
Orang-orang yang bermigrasi ini pada akhirnya bekerja di pabrik yang punya dampak mencemari lingkungan.
Banyak pabrik menghasilkan asap yang mengandung banyak bahan kimia beracun, dan berdampak buruk bagi kesehatan pernafasan.
Tak hanya itu,mereka juga membuang sisa limbah bahan kimia ke sungai terdekat.
Dilansir Tribuntravel dari laman Boredpanda, para pekerja ini bekerja 15 hari dalam sebulan, dan juga selama 24 non stop.
Mirisnya lagi, mereka bahkan tidak mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi kerabat mereka di desa.
Tentu saja, bekerja dengan pola seperti ini bakal berdampak buruk bagi kesehatan mereka.
Mereka juga tidak menggunakan peralatan aman yang bisa melindungi mereka dari gas kimia.
Bahkan anak-anak juga terpaksa ikut berpindah dengan orang tua mereka.
Mereka hampir tidak mendapatkan kesempatan untuk pergi ke sekolah, karena harus membantu orang tua bekerja, untuk mendapatkan tambahan uang.
Nah, cobalah lihat keadaan para pekerja yang tinggal di daerah beracun ini guys.

Mereka tidur dan melepas penat di sembarang tempat.

Bekerja tanpa menggunakan masker.

Proses pencetakan aluminium.

Para wanita juga ikut banting tulang.

Mereka juga tidak menggunakan alat yang dapat melindungi diri mereka dari bahan kimia.

Limbah yang dibuang ke sungai membuat bayak hewan terkena dampaknya.

Mirisnya lagi, para pekerja juga mengambil air dari sungai dan meminumnya.

Para pekerja beristirahat di tenda-tenda di dekat pabrik.

Seorang gadis telah menutupi wajahnya ketika dipotret.

Nah, seperti inilah kira-kira keadaan di dalam pabrik ketika mereka bekerja.