TRIBUNTRAVEL.COM - Melihat secara langsung keindahan terumbu karang dan jenis ikan langka di bawah laut Selat Lembeh, Sulawesi, merupakan satu pengalaman yang tak terlupakan.
Bagai surga bawah laut, perairan Selat Lembeh memiliki 72 spot diving.
Wartawan Tribun Manado Biro Bitung untuk kedua kalinya berkesempatan melihat indahannya bawah laut itu.
Bersama komunitas diving Bitung club Diving (BCD), di sana para divers wajib mengikuti briefing mengenai teknik menyelam, cara bernafas menggunakan mulut, serta penggunaan alat-alat selam.
Lokasi selam pertama ada di rumah apung ekowisata bahari Kareko Coastal Community Development Project (CCDP)-Indonesia Focus Advisory (IFAD) di Kelurahan Kareko Kecamatan Lembeh Utara.
"Di sini terdapat modul untuk tranplantasi terumbu karang di kedalaman 15 dan 7 meter ditanami karang terbuat dari besi dan semen. Menariknya modul dari besi berbentuk seperti setiga atap rumah bisa dilalui," ujar Hence Pangalila koordinator BCD.
Selanjutnya Tribun Manado bersama wartawan lainnya digiring personil BCD untuk mengeksplor keindahan bawah laut di Nodi Falls dan Nodi Reat-reat di Kelurahan Makawidey dan Tandurusa Kecamatan Lembeh, di sana dapat dijumpai sejumlah karang indah tergambar membentang sepanjang hall.
"Di lokasi tersebut kita dapat menjumpai biota laut seperti Pygmy seahorse atau kuda laut kecil, many critter, beautifull wall dan lain," jelasnya.
Lanjut pria yang keseharian mengabdi di salah satu kantor pemerintahan dua spot tersebut merupakan favorit dari para divers dan para turis berbagai negara untuk nyemplung melihat keindahan di dalamnya.
"Keindahan tersebut dapat dijumpai mulai dari kedalaman 10 hingga 15 meter," tambahnya.
Menurutnya keberadaan spot diving di Selat Lembeh Kota Bitung tak kalah indahnya dengan spot yang ada di Bunaken dan tempat menyelam lainnya, hanya saja di Selat Lembeh masih belum tereksplor lebih luas.
"Memang diakui turis atau wisatawan baik lokal maupun domestik setiap ke Sulawesi Utara yang dikenal hanya Bunaken di Kota Manado, semoga para pemangku kebijakan bisa mengangkat lagi potensi wisata bawah laut di Selat Lembeh," tukasnya.
Jika ketika mampu memahami dan menguasai teknik dan dasar-dasar untuk menyelam menggunakan alat selam serta cara bernafas menggunakan mulut bukan dengan hidung, dijamin kita bisa betah berada di bawah laut.
Seperti yang dirasakan Tribun Manado, hampir-hampir tak ingin kembali ke permukaan manakala melihat deretan ikan-ikan penuh aneka ragam warga berenang ke sana ke mari.
Tak jarang mereka berkumpul dis ebuah karang yang indah, saat hendak disambangi mereka bergegas berpencar.
Upaya mengejar mereka karena penasaran sempat dilakukan sehingga hampir-hampir melihat mereka dari jarak yang sangat dekat dengan kacamata menyelam.
Selain itu di kedalam 10 hingga 15 meter kita bisa berdiri bertumpu dengan kedua kaki sambil mengabadikan dengan kamera bawah laut.
Keindahan menyelam memang tak dapat diukur dengan waktu dan takkan ada pernah kata puas, sehingga berniat untuk terus melakukannya di tempat atau spot yang berbeda.
Untuk itulah bagi pencinta menyelam datanglah ke Selat Lembeh Kota Bitung, hanya dengan menggunakan perahu taksi dengan waktu 30 menit kita sudah bisa mencapai spot menyelam yang sangat indah. (Tribun Manado/Christian Wayongkere)