TRIBUNTRAVEL.COM - Saat berwisata di Semarang, jangan ketinggalan untuk berburu kuliner malam di Pasar Semawis.
Berlokasi di kawasan Pecinan, Semarang, Pasar Semawis tepatnya berada di sebuah jalan panjang sekitar 200 meter yang dinamai Gang Warung.
Di pasar yang tampil layaknya festival kuliner tersebut berjajar puluhan tenda-tenda yang menyajikan beragam jenis kuliner.
Mulai dari hidangan tradisional hingga sajian kuliner kekinian.
Di antara banyaknya jenis kuliner, terdapat satu yang wajib diburu ketika berada di Pasar Semawis yaitu cumi-cumi dan gurita bakar.
Hidangan seafood ini jadi satu kuliner favorit di Semawis.
Gerai cumi-cumi dan gurita bakar tidak pernah sepi dari pengunjung.
Antrean pembeli sudah tampak begitu gerai cumi-cumi dan gurita bakar ini dibuka.
Tantra, pemilik dari gerai gurita dan cumi-cumi bakar dengan nama SquidSpot terlihat sibuk melayani pembeli.
Dibantu dengan tiga orang pegawai, cumi-cumi dan gurita dibakar langsung di depan pengunjung.
“Sudah dua tahun ini jualnya (cumi-cumi dan gurita). Sebenarnya kami spesial di cumi-cumi, hanya untuk tambah variasi di-mix dengan gurita. Untuk varian rasa ada dua, barbeque dan lada hitam,” ujar Tantra.

Tantra mengakui, ide awal berjualan cumi-cumi bakar terlintas setelah melihat pedagang kaki lima yang ada di luar Indonesia.
Ia melihat sesuatu yang unik hingga memutuskan berjualan cumi-cumi dan gurita bakar.
“Awalnya setelah lihat streetfood di luar negeri kan unik-unik tuh makanannya. Lihat cumi dan gurita dibakar di pinggir jalan, biasanya kan di restoran," jelasnya.
"Akhirnya kami coba aja, apalagi di Semawis kan makanan-makanannya harus unik dan beda."
Cumi-cumi dan gurita yang dipergunakan ia dapat dari pemasok.
Tak jarang, Tantra juga membelinya di tempat pelelangan ikan di Tambak Lorok, Semarang.
Dalam sehari ia bisa menghabiskan 15-20 kilogram cumi-cumi dan gurita.
Untuk menghilangkan aroma amisnya, cumi-cumi dan gurita direndam terlebih dahulu dalam bumbu rempah.
Saat proses pembakaran, seoalah jadi satu atraksi tersendiri di antara ramainya jalan di Semawis.
Kobaran api terlihat mencolok begitu cumi-cumi dan gurita dibakar.
Tak sedikit pengunjung lewat yang berhenti sejenak melihat proses pembakaran.

Proses pembakaran dan pengolesan bumbu sendiri dilakukan berulang-ulang.
Hal ini diakui oleh Tantra, supaya bumbu yang digunakan lebih meresap.
“Karena cumi teksturnya susah untuk meresap langsung,” kata dia.
Usai dibakar, langkah terakhir adalah penambahan rasa antara barbeque dan lada hitam.
Untuk saus terbagi menjadi tiga yakni saus pedas, tomat, dan mayonnaise.
Harga untuk satu tusuk cumi-cumi dan gurita bakar berkisar dari Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu.
Aroma bakaran dengan rasa gurih khas seafood sangat sayang jika dilewatkan. (Tribun Jateng/Maulana Ramadhan)