Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizky Tyas
TRIBUNTRAVEL.COM - Pernahkah kalian mendengar "The Human Zoo" atau kebun binatang manusia?
Penduduk asli Australia bersama hewan-hewan diarak ke seluruh dunia untuk tampil dalam pertunjukan ini.
Pada abad ke-20, atau sekitar akhir abad 19, 20 orang Aborigin bersama dengan puluhan ribu manusia lainnya yang terperangkap dijadikan pajangan di seluruh Eropa dan Amerika Utara.
Dilansir Tribun Travel dari laman Dailymail.co.uk, masyarakat Palm Island di North Queensland kini telah bersatu kembali dengan sisa-sisa nenek moyang mereka yang dipamerkan di 'kebun binatang', menurut ABC News.
Sesepuh Palm Island bernama Walter mengatakan kepada publik, "silsilah ayahku menunjukkan, seorang paman meninggal di sirkus Amerika... dan ini seperti sebuah teka-teki permainan jigsaw (puzzle) yang harus dilengkapi potongan-potongannya bersama."
"Melihat foto dan gambar dari nenek moyangku, aku bisa melihat rasa sakit dan penderitaan dari ekspresi di wajah mereka. Dan bagaimana mereka terdegradasi ."

"Mereka kehilangan banyak harga diri dan kepercayaan diri sebagai manusia. Mereka diperlakukan sebagai hewan. "
Bagian memalukan dari sejarah bangsa akan diuraikan lebih rinci pada sebuah film dokumenter baru dalam "Inside Human Zoos" yang telah ditetapkan rilis akhir tahun ini.
Australia Cinematographer Philip Rang turut serta menggarap film tersebut.

"Manusia suku dari seluruh bagian dunia terjajah dipamerkan di Dunia Pameran, Kebun Binatang, Shows Freak, sirkus, dan direkonstruksi desa etnis di Eropa, "katanya kepada Daily Mail Australia.
"Ini kewajiban kita sebagai kaum putih mengenali dan bersimpati dengan bahaya yang masih bertahan sampai saat ini, " The Aborigin Act " telah ditindas," tambahnya.
"Berpartisipasi dalam film dokumenter ini, adalah cara terbaik untuk bisa berkontribusi sebagai sinematografer."
Film dokumenter ini akan premiere di Perancis pada bulan Juni.