Laporan Wartawan TribunTravel, Novita Shinta
TRIBUNTRAVEL.COM - Pertemuan haru antara seorang ibu dan kedua putrinya yang terpisah selama 28 tahun ini membuat siapa saja menitikkan air mata.
Tangis Chen Jiaxiang (72) pecah setelah ia bertemu dan bisa memeluk kedua putrinya.
"Saya tidak pernah berpikir saya bisa bertemu kalian lagi dalam hidup saya."
Dilansir TribunTravel dari dailymail, putri sulungnya Huang Ruixiu (47) mengatakan kepada wartawan bahwa ia dan adiknya, Huang Ruixiang (43) diculik oleh sepupunya pada tahun 1988.

Reuni emosional ini berlangsung di Shiquan County, Kota Ankang di Provinsi Shaanxi, China.
Ketika ketiga wanita itu bertemu, mereka saling menatap satu sama lain dengan berlinang air mata.
Reuni ini diatur oleh biro keamanan publik dan relawan dari situs anti perdagangan manusia bernama 'Saqin come home'.
Ruixiu dan adiknya terlahir di Desa Baqiao, Shiquan County, Provinsi Shaanxi.
Sebelum penculikan terjadi, keduanya tinggal di Hubei sekitar lima tahun.
Pada tahun 1983, Ruixiu menikah pada usia 13 tahun dengan seorang pria yang tinggal di Hubei dan Ruixiang mengikuti kakaknya pindah ke Hubei.
Orangtua mereka juga pindah ke Hubei dan tinggal dengan anak perempuannya, tetapi mereka memutuskan untuk kembali ke rumah mereka di Shaanxi pada 1985.
Menurut Huang Ruixiu, ia dan adiknya diculik pada akhir 1988.
Para penculik membawa mereka dari Suizhou ke Kaifeng di Provinsi Henan, China tengah.
Sedihnya lagi, kakak beradik ini dipisahkan dengan keluarga yang berbeda.
Ruixiu memohon agar mereka tidak membawa adiknya, namun penculiknya mengatakan bahwa sudah ada keluarga yang membayar 3.000 yuan atau setara Rp 5.900.000 untuk adiknya.
Sejak saat itu, Ruixiu tidak pernah melihat adiknya lagi.
Nama Ruixiu telah diubah oleh keluarga angkatnya menjadi Li Fengyi sementara Ruixiang sekarang dikenal sebagai Huang Shunxiang.
Ruixiu merasa sangat bersalah kehilangan adiknya dan bersumpah untuk mencari adiknya dan juga orang tuanya.
Berkat relawan dan polisi, Ruixiu berhasil mengetahui keberadaan ibunya Chen Jiaxiang pada musim panas tahun 2005.
Dia juga mengetahui dari ibunya bahwa kini ayahnya sudah meninggal dunia.

Petugas di biro keamanan publik dari Shiquan County menerima permintaan dari Ruixiu yang ingin dibantu untuk mencari adiknya yang hilang.
Polisi memulai penyelidikan pada Juni tahun lalu dengan melihat arsip kependudukan di daerah dari tahun 1980-an.
Mereka juga mengunjungi sekitar 60 desa di pegunungan yang diketahui oleh Ruixiu.
Perjuangannya ini akhirnya membuahkan hasil, ditemukan seorang wanita bernama Huang Shunxiang, yang tinggal di Kaifeng.
Polisi percaya bahwa dia adalah adik Ruixiu, Huang Ruixiang.

Polisi mengambil sampel darah dari Huang Shunxiang untuk melakukan tes DNA, dan akhirnya diketahui memang benar bahwa itu adalah Huang Ruixiang.
Kini ia berusia 42 tahun dan menjadi ibu dari dua orang anak, sebentar lagi ia juga akan menjadi nenek.
Setelah puluhan tahun hidup di Henan, Ruixiang lupa desa Banqiao dan bahasa aslinya.
Menurut Ruixiu, salah satu penculik mereka adalah sepupu laki-lakinya dan tega menjualnya hanya demi uang.
Dia mendesak biro keamanan publik untuk menyelidiki pria tersebut.