Breaking News:

Diksar Mapala UII - Korban Ini Sebut Ditampar karena Kurang Fokus dan Agar Tak Kena Hipotermia

"Saya enggak diinjak tapi tamparan ada. Itu kan ada filosofinya, ditampar karena kurang fokus atau agar tidak kedinginan biar tidak hipotermia."

Editor: Sri Juliati
instagram/mapalaunisi
Dokumentasi kegiatan Diksar Mapala Unisi sebelum berangkat ke lokasi. Dalam kegiatan tersebut, dua orang anggota Mapala meninggal dunia 

TRIBUNTRAVEL.COM - Kegiatan saat pendidikan dasar (Diksar) Mapala UII The Great Camping (TGC) di Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah masih misteri.

Pasalnya, pihak kampus UII belum membeberkan hasil investigasi internalnya.

Peserta satu per satu menceritakan bagaimana proses diksar oleh seniornya selama tujuh hari.

Seorang peserta The Great Camping, sebut saja R, membenarkan perlakuan kekerasan para seniornya dalam memberikan materi.

Walau ia tidak bisa menyebut secara rinci, momen apa saja kekerasan dilakukan namun pemukulan dengan ranting, tamparan, dan injakan kaki terjadi kepada para junior.

"Saya enggak diinjak tapi tamparan ada. Itu kan ada filosofinya, ditampar karena kurang fokus atau agar tidak kedinginan biar tidak hipotermia," ujar R saat dihubungi Tribun Jogja pada Rabu (25/1/2017).

Hasilnya, R yang merupakan mahasiswa angkatan 2016 ini mengalami beberapa luka lecet di lengan.

Hal tersebut karena ia harus merayap dalam diksar yang diterapkan oleh seniornya.

R menuturkan, diksar berisi materi-materi seperti rock climbing (panjat batu), Orienteering (navigasi) hingga survival (bertahan hidup).

"Alhamdulillah sehat, tidak ada keluhan berarti. Paling hanya lapar karena materi survival selama tiga hari, tapi sehat kok. Doakan saja sehat semua," tutur R.

2 dari 3 halaman

Ia sudah melakukan cek kesehatan dua kali ke Rumah Sakit Jogja International Hospital (JIH).

Usai cek fisik dan laborat, ia dinyatakan sehat.

Namun 10 temannya harus dirawat inap karena berbagai hal.

Beda Panitia

Selama proses Diksar, 37 peserta dibagi ke dalam lima kelompok dengan masing-masing tujuh-delapan orang.

Dilansir TribunTravel.com dari Tribun Jogja, tiap kelompok dibina oleh tiga senior.

R sendiri rupanya satu kelompok dengan Ilham Nurpadmy Listia Adi dan Syaits Asyam, dua dari tiga mahasiswa UII yang tewas.

"Iya saya satu kelompok dengan mereka berdua. Saya enggak tahu soal Syaits yang ditarik senior, saya enggak lihat itu," ungkapnya.

R tidak kenal dengan tiga senior yang membina kelompoknya.

R dan kawan-kawannya tidak mengetahui nama dari para senior yang membina mereka selama diksar.

3 dari 3 halaman

"Saya enggak tahu nama seniornya, karena mereka emang enggak pernah mempekenalkan diri dan kita enggak berani untuk namanya. Kan kami cuma daftar, lalu ikut," ucap R.

Selain itu, dari penuturan R menyebut, panitia diksar saat di lapangan (Tawangmangu) dengan panitia saat peserta mendaftarkan diri, berbeda.

Sehingga R tidak mengenali satu pun panitia yang saat di Tawangmangu.

"Itu beda, makanya saya enggak kenal. Saya enggak kenal juga dengan yang namanya Mas Yudhi. Saya juga enggak ngerti kok Syaits itu bisa tahu mas Yudhi, mungkin mereka sempat kenalan," kata R. (Tribun Jogja/gil)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Jogja
Tags:
TawangmanguKaranganyarUII Rohadi Widodo
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved