TRIBUNTRAVEL.COM - Rawa Pening, tempat wisata yang satu ini memang cukup dikenal di Jawa Tengah.
Berlokasi di Desa Kebondowo, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, pemandangan yang disuguhkan danau alami ini menjadi salah satu magnet kunjungan wisatawan.
Banyak yang mengagumi pesona matahari terbit dan terbenam di Rawa Pening.
Selain itu gugusan gunung-gunung di sekitarnya menambah indah panorama.
Belum lagi paduan warna birunya air danau, bersanding dengan hijau cerahnya sekumpulan eceng gondok di danau ini.
Ya, seperti umumnya danau-danau alami besar di Indonesia, danau ini dipenuhi eceng gondok yang berkumpul di berbagai tempat.
Namun, bukan hanya enceng gondok pemandangan yang tersaji saat mengarungi Rawa Pening.
Pemandangan berbeda bisa kamu dapatkan saat berkunjung ke area tambak-tambak nelayan yang berada di tengah danau.
Burung-burung putih nan elok sedang berkerumun dan berterbangan di antara tambak.
Ternyata hewan yang jarang ditemui di darat itu ialah burung kuntul, masih dalam satu ordo ciconiiformes dengan burung pelikan, dan burung bangau.

“Itu burung kuntul, pemakan ikan-ikan kecil atau binatang air lain. Ndak setiap hari disini dia,” ujar Karno pada Tribun Jateng, saat mengantar wisatawan mengarungi Rawa Pening, Minggu (25/12/2016).
Ternyata burung tersebu tidak menetap di Rawa Pening.
Karno melanjutkan, bahwa burung kuntul tersebut terbiasa berkelompok, ia biasanya banyak di peralihan musim antara musim hujan ke musim kemarau dan sebaliknya.
Ia menduga burung tersebut berasal dari lintas benua, hanya belum ada data resmi yang menyebutkan ia berpindah dari tempat mana ke tempat mana.
“Di sini seperti lagi nyari makan aja, perbekalan, nanti pergi dan ada rombongan yang datang lagi biasanya,” ujarnya.
Wisatawan yang berada di beberapa kapal terdekat pun terlihat buru-buru mengambil gambar burung tersebut.
Tingkahnya memang terlihat unik, kadang terbang berputar mengitari tambak, kadang mereka diam dan seketika memangsa makanannya.

“Bagus ya, kirain saya burung pelikan, tapi kayaknya ga bisa berenang soalnya kakinya tidak berselaput. Bagus buat jadi model foto di latar Rawa Pening,” ujar Anri salah satu wisatawan asal Jakarta yang baru prtama ke Rawa Pening.
Karno mengatakan, bagi wisatawan yang ingin mengabadikan burung-burung tersebut, bisa datang di pergantian musim.
Sekitar bulan September hingga Desember, atau Maret hingga Mei, pada siang hingga sore hari.
Sayangnya perahu tidak bisa mencapai radius kurang dari 10 meter, karena tambak-tambak yang dihinggapi dikelilingi eceng gondo, dan hanya bisa dilalui dengan perahu tanpa motor.
Tapi jangan khawatir burung-burung yang berterbagan terasa sangat dekat ketika melintas di atas perahu.
Untuk menuju ke spot ini kamu bisa menyewa perahu dari Bukit Cinta seharga Rp 60 ribu.
Bisa juga dari pelabuhan sekitar Rawa Pening lainnya.
Hanya spot ini berada jauh di tengah, sekitar 10 menit dari pelabuhan Rawa Pening. (Tribun Jateng/Muhammad Irzal Adiakurnia)