TRIBUNTRAVEL.COM - Makanan tradisional mulai sulit diperoleh, bisa dibilang langka malah.
Penyebabnya beragam, mulai dari semakin sulitnya mencari bahan baku, kurang disukai dan tidak ada yang mempopulerkan, dianggap kampungan, dan tidak ada generasi penerus.
Sayang sekali bila makanan tradisional punah satu demi satu.
Namanya Sengkulun, makanan yang satu ini adalah makanan khas Betawi.
Makanan ini sesungguhnya tak murni Betawi, tetapi ada pengaruh budaya Cina.
Ya, harus diakui, budaya Cina cukup kuat merasuk dalam budaya Betawi.
Tak hanya kuliner, tapi juga dalam hal tarian.
Nah, sengkulun ini sepintas mirip kue keranjang.
Permukaannya berbintil kasar, teksturnya lunak, kenyal, dan lembut.
Itu karena sengkulun dibuat dengan bahan baku utama tepung ketan.
Warnanya cokelat karena menggunakan gula merah yang sekaligus sebagai pemanis selain memakai gula pasir juga.
Sedangkan yang membuatnya terasa gurih, tak lain santan kental.
Waktu mengukusnya cukup lama, sekitar dua jam.
Umumnya, orang Betawi makan sengkulun dengan mencocolnya pada kelapa parut.
Salah satu pembuat kue Betawi yang lihai ini adalah Tuti Saleh, perempuan Betawi yang menetap di Kebon Sirih Barat I Nomor 70 Jakarta Pusat.
Jika sedang ingin menikmati makanan tradisional khas Betawi yang mulai langka ini, cobalah mampir ke Kebon Sirih. (Intisari Online/K. Tatik Wardayati)