Laporan Wartawan Banjarmasin Post, Yayu Fathilal
TRIBUNTRAVEL.COM - Sesekali, jika berwisata ke Kalimantan Selatan, cobalah tengok pasar-pasar tradisionalnya.
Di sana, banyak dijual kuliner-kuliner khas Banjar, dari makanan seperti lauk, sayur hingga makanan ringan seperti kue tradisionalnya.
Di Pasar Ahad, Jalan Ahmad Yani Km 7, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, ada beberapa penjual kue-kue tradisional Banjar.
Beragam kue khas lokal mereka jual, di antaranya adalah kakicak.
Kakicak merupakan kue tradisional Banjar berbentuk bulat, berukuran kecil seperti koin Rp 500.
Warnanya gradasi hijau muda dan hijau tua.
Teksturnya kenyal dan berbahan tepung yang diberi air serta pewarna alami dari daun pandan.
Cara memasaknya dengan dikukus di dalam dandang yang telah diisi air mendidih.
Seorang penjualnya adalah Mama Ida yang tiap hari berjualan kakicak di pasar tersebut.
"Saya jual 10 biji dengan harga Rp 5.000," kata dia.
Kakicak, menurutnya, adalah makanan rakyat Banjar sejak dahulu kala.
Dulu, berdasarkan cerita yang pernah didengar, kakicak adalah makanan para raja Banjar.
“Biasanya selalu dibuat di dalam sesaji saat pelaksanaan ritual adat,” sebutnya.
Kini, Kakicak sekarang menjadi jajanan pasar yang cukup populer.
Karena bahannya dari kapur yang biasa digunakan orang tua dulu untuk menginang, maka kakicak ini bisa awet hingga tiga hari.
Orang Banjar biasa memakannya dengan kelapa parut yang dicampuri gula merah, biasanya disebut hinti.
Rasanya manis dan kenyal.