TRIBUNTRAVEL.COM - Tragedi Kapal Motor (KM) Zahro Express yang terbakar di Perairan Jakarta, Minggu (1/1/2017) meninggalkan duka mendalam.
Apalagi 23 penumpang tewas dan belasan lainnya belum ditemukan akibat tragedi tersebut.
Saat ini, tim evakuasi masih terus melanjutkan pencarian untuk menemukan para korban yang masih hilang.
Terkait kecelakaan ini, muncul pertanyaan, bagaimana cara bertahan hidup di dalam air saat kondisi darurat?
Pada dasarnya, persoalannya menjadi lebih mudah jika ada pelampung, perahu kecil, dan akomodasi yang cukup.
Para korban kecelakaan ini bisa memanfaatkan item-item tersebut sebelum tim penyelamat datang untuk melakukan evakuasi.
Namun pelampung saja belum cukup—lebih-lebih jika tidak ada pelampung.
Seseorang tanpa pelampung atau item penyelamat lainnya akan cepat lelah hanya dalam hitungan jam, terlebih karena suhu dingin.
Mereka juga rentan diserang oleh hewan laut.
Masalah yang lebih serius, seperti dilansir dari LiveScience, adalah hipotermia, kondisi mematikan yang dapat terjadi dalam air dengan suhu 16 derajat Celcius.
Semakin hangat permukaan air, peluang bertahan hidup akan semakin besar.
Masalah akan semakin runyam jika si korban tidak punya kemampuan berenang yang mumpuni.
Bagaimana pun, dengan bisa berenang si korban akan lebih mudah mendapatkan oksigen bebas—meski dengan risiko kram pada kaki jika terlalu lama berenang.
Intinya, seperti dikutip dai Hellosehat.com, tetaplah mengapung.
Caranya, dengan berenang atau memanfaatkan benda-benda yang memungkinkan kita tetap terapung.
Ada beberapa trik mengapung yang bisa kita gunakan: dengan punggung terutama ketika air tenang dan dengan dada jika air dalam kondisi buruk.
Bisa juga belajar teknik mengapung sederhana atau Uitemate yang berarti mengambang dan menunggu dan dicetuskan Profesor Hidetoshi Saito dari Universitas Teknologi Nagaoka, Jepang.
Dalam banyak kasus, seseorang yang terjebak di air akan mencoba dirinya untuk tetap berdiri tegak dengan hanya kepala yang berada di atas permukaan.
Sementara seluruh tubuh akan tenggelam jika orang tersebut mencoba menarik perhatian penyelamat dengan melambaikan tangan.
Skenario terburuknya, orang tersebut akan tenggelam dalam hitungan menit.
Uitemate memungkinkan kita untuk tetap bernafas dan sangat menghemat energi kita.
“Jangan paksa dirimu untuk berenang, cukup mengambang seperti daun di air” ungkap Yuji Tamura, associate professor di Tokyo University.
“Ini metode yang sangat sederhana," tambahnya, sebagaimana dilansir TribunTravel.com dari intisari-online.com.
Selengkapnya, kamu bisa simak video di bawah ini.