Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizky Tyas
TRIBUNTRAVEL.COM - Kasus pembunuhan di zaman modern ini mungkin belum sesadis yang terjadi pada masa silam.
Setidaknya, kejadian-kejadian sepanjang sejarah peradaban manusia ini bisa menjadi pelajaran untuk meningkatkan kewaspadaan.
Selama akhir abad ke-19, ada sebuah keluarga yang terdiri dari empat personil yang terkenal karena kasus pembunuhan kepada wisatawan.
Dilansir Tribun Travel dari laman Unbelieveable Fact, mereka membunuh wisatawan yang mendekat untuk mencari makan dan tempat tinggal.
Kisah pembunuhan berantai dari Kansas yang dijuluki The Banders ini sudah terkenal turun temurun.
The Benders diyakini adalah imigran Jerman yang mendirikan peternakan, toko, dan sebuah penginapan di jalan besar Osage, Kansas, Amerika Serikat.
Meskipun mereka mengaku sebagai keluarga, tidak ada dokumen resmi yang membuktikan hubungan mereka satu sama lain, atau di mana mereka lahir.
Keluarga itu terdiri dari suami bernama John (Pa) Bender, istri Elvira Bender, putra John Bender Jr, dan putri Kate Bender.

Sketsa foto keluarga Benders (www.unbelievable-facts.com)
Pa Bender diduga berasal dari Jerman atau Belanda sehingga memiliki nama yang berbeda.
Elvira Bender diketahiu telah menikah beberapa kali dan itu dikabarkan pernah membunuh suaminya sendiri.
Kate diyakini sebagai anak kelima Elvira, dan ayahnya adalah satu di antara dari suami Elvira.
Para tetangga mengklaim bahwa Kate bukan kakak perempuan dari John Bender Jr, melainkan istrinya.

Kate Benders (www.unbelievable-facts.com)
Kaluarga Benders membeli 160 are tanah di Osage Trail, Labette County, Kansas, lalu membangun kabin dan gudang.
Mereka juga menanam kebun sayur dan kebun apel, lalu membagi kabin menjadi dua kamar sebagai penginapan bagi wisatawan dan toko kelontong.
Kecurigaan muncul ketika Dr. William Henry York yang pergi mencari tetangganya yang hilang, George Newton Longcor dan bayinya yang tidak pernah kembali ke rumah.
Pada 3 April, setelah mendengar ada seorang wanita melarikan diri dari penginapan setelah diancam dengan pisau, Kolonel York kembali dengan orang-orang bersenjata untuk menyelidiki masalah ini.

Penginapan Benders yang terbengkalai (www.unbelievable-facts.com)
Meskipun orang-orang yakin jika keluarga Banders yang bersalah, York tidak mau menangkap mereka sebelum semuanya terbukti.
Ia akhirnya diperintah untuk menggeledah semua rumah-rumah di daerah tersebut, dan satu-satunya hal yang ia temukan adalah keluarga Benders telah melarikan diri, berpisah, dan mengubah nama mereka.
Ketika York dan beberapa orang dari kota menuju kabin, mereka menemukan sebuah ruangan di bawah pintu perangkap dengan darah yang tersumbat.
Kemudian, sejumlah besar relawan mulai menggali di luar kabin dan menemukan lebih dari delapan mayat terkubur di kebun sayur dan kebun apel.

www.unbelievable-facts.com
Karena cuaca buruk, butuh waktu berhari-hari untuk menggeledah dan menyelidiki penginapan Banders.
Para relawan menemukan bau busuk yang datang dari pintu ruang bawah tanah yang ada di lantai.

Ladang yang digali tempat ditemukannya mayat (www.unbelievable-facts.com)
Di balik tirai kanvas yang dibuka untuk sebuah ruangan kecil, ada banyak darah beku di bagian bawah.
Mereka juga menemukan delapan mayat lainnya termasuk seorang wanita muda yang tidak memiliki cedera, diduga wanita itu mati dicekik atau dikubur hidup-hidup.
Berdasarkan luka yang dialami para korban, diduga keluarga Banders menyerang bagian kepala korban dengan palu hingga menggorok bagian leher untuk memastikan mereka benar-benar mati.

Senjata milik Kate (www.unbelievable-facts.com)
Pada 17 Mei 1873, Gubernur Kansas, Thomas A. Osborn menawarkan hadiah 2 ribu dolar Amerika (kalau sekarang sekitar 40 ribu dolar per 2016) atau Rp 550 juta, bagi siapapun yang berhasil menangkap keluarga Banders.
Namun, cara ini tetap tidak membuahkan hasil, banyak orang justru saling tuduh dan main hakim sendiri, bahkan mereka juga mengaku telah membunuh satu dari anggota keluarga Banders.

Penanda sejarah tragedi berdarah oleh keluarga Benders di Kansas (www.unbelievable-facts.com)
Meskipun beberapa penangkapan dilakukan sehubungan dengan pembunuhan Benders, tidak ada yang bisa membuktikan identitas anggota keluarga itu.
Sampai saat ini, di tempat itu dibuatlah sebuah monumen untuk mengenang tragedi berdarah pembunuhan oleh keluarga Benders.