Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizky Tyas
TRIBUNTRAVEL.COM - Kejahatan adalah bagian yang tak bisa dihindari dalam kehidupan manusia.
Setelah dinyatakan bersalah oleh pengadilan, setiap pidana yang akan dieksekusi mati ditawarkan untuk mengungkapkan kata-kata terakhir mereka.
Dirangkum TribunTravel.com dari laman Unbelieveablefact.com, berikut kumpulan kata-kata terakhir dari para penjahat yang sebagian besar tidak menyatakan penyesalan atas tindakan mereka.
1. Timothy McVeigh
Kejahatan: Bom bangunan pemerintah federal Oklahoma City, menewaskan 168 orang.
Kematian: Lethal injeksi pada 11 Juni 2001.
Kata-kata terkahir : "Akulah tuan atas nasibku. Aku kapten jiwaku. "

Foto-foto: unbelievable-facts.com
Timothy McVeigh adalah seorang anak yang dibesarkan di lingkungan kelas pekerja.
Setelah lulus dari US Army Infantri School pada usia 20 tahun, ia bergabung dengan tentara dan menerima banyak medali, hingga akhirnya ia memutuskan untuk keluar dan diberhentikan dengan hormat pada 1991.
Pada awal 1990-an, McVeigh menjadi semakin ketakutan dengan pemerintah yang mengeksploitasi rakyat melalui pajak dan hukum.
Dia tumbuh marah pada pemerintah federal dan meledakkan bom truk di Federal Building Alfred P. Murrah pada 19 April 1995.
2. Ted Bundy

Kejahatan: Pembunuhan, penculikan dan pemerkosaan lebih dari 30 wanita
Kematian: Kursi Listrik pada 4 Januari 1989
Kata-kata terakhir: "Aku ingin kalian memberikan cinta kepada keluarga dan teman-temanku."
Ted Bundy adalah mahasiswa dropout dari jurusan hukum University of Washington.
Dia mendekati korbannya dengan cara pura-pura cedera atau cacat untuk mendapatkan simpati.
Dia sering mengunjungi jenazah korban untuk berhubungan seks dengan mereka sampai tubuh akan membusuk atau dimakan oleh binatang buas.
Dia juga kadang-kadang membawa penggalan kepala korbannya sebagai oleh-oleh di rumahnya.
3. Peter Kürten, “The Vampire of Düsseldorf”

Kejahatan: Pembunuhan, pemerkosaan, pencurian dan pembakaran
Kematian: Guillotine pada 2 Juli 1931
Kata-kata terakhir: "Katakan sesuatu kepadaku setelah kepalaku dipenggal, masih bisakah aku mendengar, setidaknya saat suara cucuran darahku keluar dari leher. Itu akan menjadi kesenangan untuk mengakhiri semua kesenangan ini. "
Peter Kürten adalah anak ketiga dari tiga belas anak bersaudara, dari keluarga sangat miskin yang berbagi satu kamar di sebuah apartemen di Jerman.
Ayahnya adalah seorang pemabuk yang sering berbuat kasar secara seksual kepada ibu dan saudara-saudara perempuannya.
Sejak kecil, Kürten tumbuh dengan kecenderungan seksual yang tidak sehat dan sering mencari kesenangan dengan melakukan hubungan seksual dengan hewan.
Dia akhirnya mulai melakukan hal yang sama dengan gadis-gadis muda dan perempuan, membunuh mereka lalu melakukan pelecehan seksual.
Kürten juga beberapa kali tertangkap atas kasus pencurian dan pembakaran.
Selama persidangan, ia menyalahkan masa kecilnya dan sistem pidana Jerman atas apa yang telah menimpanya.
4. James French

Kejahatan: Membunuh dua orang
Kematian: Kursi Listrik pada 10 Agustus 1966
Kata-kata terakhir: "Bagaimana kalian akan memberi judul kasus ini? apakah 'Kentang goreng'?"
James French dihukum karena membunuh seorang pengendara yang memberinya tumpangan dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Kabarnya ia terlalu takut untuk melakukan bunuh diri, jadi dia membunuh teman satu selnya agar dijatuhi hukuman mati.
Dia menjadi orang terakhir yang dieksekusi di kursi listrik sebelum penghentian sementara hukuman mati dengan metode inmi selama periode antara 1972 dan 1976
5. Amelia Dyer
Kejahatan: Membunuh 200 hingga 400 bayi
Kematian: Digantung pada 10 Juni 1896
Kata-kata terakhir: "Saya tidak ada yang ingin aku katakan."
Amelia Dyer adalah seorang perawat yang mendapatkan lebih banyak uang dengan menyediakan penginapan untuk wanita hamil untuk melahirkan selama era Victoria.
Dia juga menawarkan untuk merawat bayi dari orang tua atau perempuan muda yang ingin menghemat biaya perawatan bayi.
Dyer ternyata pernah dikirim ke rumah sakit jiwa karena memiliki ketidakstabilan mental.
Setelah dibebaskan, ia mulai membunuh bayi sehingga ia bisa menyimpan uang untuk dirinya sendiri daripada menghabiskannya untuk merawat mereka.
 
							
 
											 
											 
											 
											