TRIBUNTRAVEL.COM - Belakangan ini, dunia kuliner semakin disemarakkan dengan kehadiran Gelato.
Meskipun memiliki kesamaan rupa dengan es krim, rupanya gelato ini berbeda dengan es krim.
Perbedaan pertama terdapat di penelusuran sejarah.
Awalnya, gelato muncul akibat kompetisi yang diselenggarakan oleh keluarga Medici di Florence, Italia, yang ingin mencari makanan penutup dingin paling enak di seantero kota.
Seorang peternak ayam bernama Ruggeri yang hobi memasak, menciptakan makanan penutup dari es serut yang dilumuri jus buah.
Makanan Ruggeri ternyata membuat keluarga Medici terkesan dan membuat dia jadi pemenang kontes.
Seorang anggota keluarga Medici, Catherine, memboyong Ruggeri ke Prancis, sehingga dia bisa terus-menerus mendapatkan makanan penutup nikmat tersebut.
Ruggeri bahkan membuat ribuan porsi es serut tersebut di pernikahan Catherine dengan calon Raja Prancis, yang sekaligus membuat es serut Ruggeri dikenal masyarakat luas.
Es serut Ruggeri, berubah nama menjadi gelato, saat tiba di Amerika pada 1770.
Dalam Bahasa Italia, Gelato berarti es krim, berasal dari kata 'congelati' yang berarti beku.
Meski demikian dalam perjalanannya gelato menjadi jenis tersendiri.
Gelato dibuat dari susu, gula, kuning telur, dan air.
Karena bersifat 'home made', dalam hal bahan baku gelato lebih dinamis.
Pria Italia pencinta makanan manis, Giovanni Basiolo, membawa dua macam es serut ala Ruggeri ke benua baru tersebut, yakni es serut berbasis air, yang kini disebut sorbet atau sorbetto dalam bahasa Italia, dan berbasis susu dan dikenal dengan nama gelato.
Basiolo menegaskan, gelato bukanlah es krim karena dibuat menggunakan whole milk, yang mengandung lemak lebih sedikit dibanding es krim yang dibuat dari susu full cream.
Hingga saat ini belum ada standar baku berapa kisaran lemak yang tepat agar sebuah olahan bisa disebut gelato.
Tapi, sejauh ini rata-rata kisaran lemak gelato di bawah 10 persen.
Gelato berkualitas tinggi bahkan hanya mengandung 1-3 persen lemak.
Gelato juga mengandung lebih sedikit kuning telur, atau bahkan tidak menggunakan kuning telur sama sekali.
Sementara, es krim mengandung banyak kuning telur.
Terinspirasi dari resep dan teknik pembuatan gelato tradisional, Basiolo pun menciptakan gelato yang kita kenal sekarang ini, yang berbahan utama susu, krim dan gula.
Dalam perkembangannya, beberapa juru masak menciptakan gelato dengan tambahan kacang, sementara beberapa lainnya menghilangkan unsur kuning telur atau susu.
Melansir laman Daily Meal, gelato juga mengandung lebih sedikit udara di dalamnya.
Es krim memang dikocok dengan kecepatan tinggi untuk mendapatkan teksturnya yang lembut, namun gelato dikocok lebih lambat sehingga lebih sedikit udara yang terbentuk.
Imbasnya, tekstur gelato lebih padat, lembut dan creamy dibanding es krim.
Perbedaan kelima adalah gelato sebenarnya jauh lebih hangat dibanding es krim.
Temperatur optimal untuk penyajian gelato adalah minus 3 derajat celsius, sedangkan es krim paling nikmat disajikan di temperatur minus 15 derajat celsius. (Tribun Jogja/Gaya Lufityanti)