Breaking News:

Suku Chin - Hindari Kasus Penculikan, Wanita di Daerah Ini Pakai Cara Mengerikan untuk Wajahnya

Tak ingin kasus penculikan menimpa sukunya, wanita dari Suku Chin ini punya cara unik untuk mencegah penculikan.

thesun.co.uk

Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum

TRIBUNTRAVEL.COM - Wanita memang rentan menjadi korban kekerasan dan perdagangan.

Angka kasus penculikan yang terjadi pada kaum hawa terus meningkat setiap tahunnya.

Kasus keji ini paling banyak terjadi di negara berkembang.

Tak ingin hal serupa menimpa sukunya, wanita dari Suku Chin ini punya cara unik untuk mencegah penculikan.


Foto-foto: thesun.co.uk

Caranya adalah dengan membuat penampilan tidak semenarik mungkin.

Para gadis yang memasuki usia 12 tahun akan mentato wajahnya sehingga membuat mereka menjadi tidak menarik.

Desain tato yang dipakai berbeda-beda namun berdasarkan budaya yang ada di suku ini.

Cara membuatnya tergolong menyakitkan.

2 dari 3 halaman

Bahan tato terbuat duri dengan campuran empedu sapi, tanaman, dan lemak hewan.

Proses ini sangat menyakitkan, terutama daerah kelopak mata dan umumnya hanya membutuhkan waktu satu hari untuk menyelesaikan, namun dapat diperpanjang menjadi dua hari, tergantung pada kompleksitas.

Pemulihan itu sendiri membutuhkan waktu dua minggu.

Dilansir TribunTravel.com dari laman thesun.co.uk, seorang fotografer dan ahli keamanan cyber, Teh Han Lin berhasil mengambil beberapa gambar dari suku yang mendiami Myanmar ini.

"Tujuan saya mengunjungi Myanmar adalah untuk meneliti tentang suku asal Burma," kata Han Lin.

Ada banyak teori terkait asal wajah tato dan mengapa hanya berlaku pada wanita.

Satu di antara yang paling masuk akal di balik pembuatan tato itu untuk mencegah mereka diculik atau dipaksa menjadi selir pada masa raja Burma.

Sejak saat itu praktik ini terus dijalankan dan menjadi kebudayaan yang penting.

Sampai kemudian pada 1960, praktik tato wajah ini mulai dilakukan pada anak berusia 12-14 tahun.

3 dari 3 halaman

Akibatnya banyak kasus kematian pada anak akibat infeksi membuat pemerintahan Myanmar kelabakan.

Sebagian ada yang melarang praktik ini karena dinilai melanggar hak asasi manusia, tapi tak sedikit yang mendukung karena melindungi anak perempuan dari perdagangan manusia.

Seiring perkembangan zaman, praktik tato wajah ini sudah mulai ditinggalkan generasi muda.

Hanya sedikit sekali yang melakukannya.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Seleb
Tags:
MyanmarBurmaThesun.co.uk
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved