Laporan Wartawan Surya, Sri Wahyuni
TRIBUNTRAVEL.COM - Petugas Balai Besar (BB) Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) memprediksi jumlah wisatawan ke kawasan TNBTS mencapai 50 ribu hingga 60 ribu orang selama libur Natal 2016 dan Tahun Baru 2017.
Dari jumlah tersebut, sekitar 10 ribu wisatawan berkunjung ke Gunung Semeru.
Sisanya dalam jumlah lebih banyak mengunjungi Gunung Bromo.
Kepala Humas BB-TNBTS, Antong Hartadi mengakui terjadinya peningkatan wisatawan kedua gunung yang berada di kawasan TNBTS itu.
"Libur sekolah, Natal dan Tahun Baru ini sudah terjadi peningkatan pengunjung. Kami prediksi jumlah pengunjung 50 ribu hingga 60 ribu orang selama 10 hari di akhir tahun ini," ujar Antong.
Khusus untuk pendakian ke Gunung Semeru, pihak TNBTS tetap memberlakukan kuota jumlah pendakian yakni 500 orang per hari.
Artinya setiap hari hanya mengizinkan 500 orang naik ke gunung berketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut tersebut.
"Tetap per hari 500 orang, itu batas toleransi untuk ekosistem," kata Antong.
Ketika disinggung ramainya pendakian di Gunung Semeru, Antong mengakui hal itu.
Beberapa waktu lalu, tersebar foto di media sosial tentang padatnya jalur pendakian ke Semeru.
Kemudian ia mengajak SURYA berhitung, jika setiap hari pendaki naik sekitar 300-an orang, lantas bertemu dengan pendaki di atasnya, atau pendaki yang turun, maka jalur pendakian Semeru dipastikan ramai seperti orang karnaval yang berbaris.
"Bisa jadi ketika berkumpul di Kalimati mencapai 1000an orang lebih. Karena mungkin yang di atas belum turun, namun sudah ketemu dengan pendaki dari bawah," tuturnya.
Antong pun kembali mengingatkan jika pendakian Semeru hanya sampai di Kalimati saja, tanpa ke Puncak Mahameru, puncak tertinggi di Pulau Jawa.
Hal ini dikarenakan status Semeru masih Waspada sehingga pendakian tidak diizinkan hingga ke puncak.
"Selain itu, sudah seminggu terakhir, kawasan puncak diterpa angin kencang dan diprediksi masih berlangsung selama Desember. Jadi kami imbau, pendakian hanya sampai Kalimati," ujar Antong.
Gunung Semeru memang menarik minat pendaki, seperti beberapa pendaki yang tengah bersiap berangkat dari depan Stasiun Malang.
Mereka menyewa dua angkutan kota untuk menuju Tumpang, Kabupaten Malang.
Dari Tumpang perjalanan dilanjutkan memakai mobil berpenggerak empat roda hingga ke Ranupani, Kabupaten Lumajang.
"Kami ber-24 orang, campuran ada yang dari Jakarta, ada yang dari Yogyakarta. Kami perkirakan sebelum Tahun Baru, sudah turun lagi," ujar Eka, seorang pendaki.
Senentara seorang sopir angkot, Imam mengatakan, telah menerapkan tarif Rp 120 ribu per angkot.
"Tarif itu sampai Tumpang, bisa diisi penuh penumpang. Dari Tumpang lanjut naik mobil jeep," ujarnya.