lihat foto
TRIBUNTRAVEL.COM - Masa libur Natal bersamaan dengan liburan sekolah dimanfaatkan sebagian warga untuk mengunjungi taman-taman Kota Surabaya yang bebas biaya masuk.
Kepala UPTD Taman Aktif, Henri Setiyanto di Surabaya mengatakan, jumlah pengunjung kali ini lebih banyak dibandingkan libur Lebaran.
Sebab, meskipun liburan sekolah berlangsung sejak seminggu lalu, tetapi orangtua baru bisa menemani sejak libur Sabtu (24/12/2016) hingga Senin (26/12/2016).
“Imbauan kami, orangtua tetap mengawasi anaknya, banyak anak hilang karena terpisah dengan orangtuanya saat ramai begini,” ungkapnya.
Upaya ini juga didukung dengan menambah personil linmas di 10 titik taman aktif yang banyak dikunjungi.
Jumlah pengunjung meningkat sekitar 500 orang setiap harinya hingga mencapai 1.000 sampai 5.000 pengunjung.
“Taman aktif yang ramai ya seperti taman flora, taman ekspresi gini," ujar dia seperti dilansir TribunTravel.com dari Surya.
Selain Taman Flora, masih terdapat setidaknya 55 taman aktif yang tersebar hampir di seluruh kecamatan di Kota Surabaya.
"Hampir tiap kecamatan memiliki ikon (taman), jadi tidak semua orang berkumpul di tengah kota. Dengan adanya taman ini, kami harap masyarakat merasa diperhatikan oleh pemerintah," ujarnya.
Tak hanya masalah pengawasan anak, linmas dan petugas taman juga mengawasi pengunjung agar menjaga kebersihan dan tidak menginjak tanaman.
Sebab, tak jarang petugas taman harus ekstra merawat ulang tanaman yang terinjak-injak pengunjung di luar akses pejalan kaki.
“Sampah biasanya jadi menimbun kalau liburan begini, jadi ya kami minta pengunjung tidak buang sampah sembarangan dan tidak merusak taman,”lanjutnya.
Pengunjung taman asal Trosobo, Sidoarjo, Devi Arista (31) memilih berkunjung ke Taman Flora di Bratang karena permintaan anak dan sepupunya.
“Aslinya mau ke mal, tapi mampir sini dulu. Apalagi suami saya hari ini masuk kerja, jadi nggak banyak libur buat keluar kota,”lanjutnya.
Ramainya pengunjung pastinya cukup dikhawatirkan ibu dua anak ini.
Ia harus ekstra mengawasi anaknya yang masih berusia lima tahun serta membatasi area permainan yang dipakai anaknya sehingga tidak kesulitan mengawasinya. (Surya/Sulvi Sofiana)
