Breaking News:

Nogoro - Hii Ngeri! Inilah Desa Mati di Jepang yang Penduduknya Diganti Ratusan Boneka

Jika traveler berkesempatan untuk melancong ke Negeri Sakura, sempatkan mengunjungi satu desanya yang cukup unik bernama Nagoro.

Elaine Kurtenbach
Penumpang menunggu bus di sebuah halte bus di Nagoro. 

Laporan Wartawan TribunTravel.com, Novita Shinta

TRIBUNTRAVEL.COM - Jika traveler berkesempatan untuk melancong ke Negeri Sakura, sempatkan mengunjungi satu desanya yang cukup unik bernama Nagoro.

Desa Nagoro di pulau selatan, sebelah barat Shikoku, Jepang, dulunya rumah bagi ratusan orang.

Tapi sayang, selama bertahun-tahun, banyak penduduknya yang bermigrasi ke kota untuk mencari pekerjaan dan penghidupan yang lebih baik dan hanya menyisakan sedikit warga yang sudah berusia lanjut.

Dilansir TribunTravel.com dari amusingplanet, pada awal tahun 2000-an, Ayano Tsukimi kembali ke rumahnya di Nagoro setelah puluhan tahun hidup di kota metropolis Osaka.

Ia sangat sedih ketika menemukan desanya yang menyerupai sebuah kota hantu dengan banyaknya penduduk yang meninggalkan desa itu.


Fritz Schumann

Lalu, ia mulai membuat boneka seukuran manusia pada umumnya untuk mewakili warga yang telah meninggalkan desanya.

Tsukimi kemudian menempatkan boneka-boneka itu di berbagai sudut desa.

Boneka-boneka itu diposisikan seperti warga pada umumnya, ada yang seolah dalam kerumunan di luar toko, berpakaian musim dingin dan menunggu bus di halte, maupun duduk-duduk di pinggir jalan.

Kini jumlah boneka itu sudah melebihi jumlah penduduk sebelumnya di desa ini guys.


Fritz Schumann
2 dari 3 halaman

Satu-satunya sekolah di desa itu juga ditutup pada tahun 2012, setelah dua murid yang tersisa lulus.

Kemudian Tsukimi mulai merancang sekolah itu dengan boneka-bonekanya lengkap dengan guru yang mengajar di depan.

Tsukimi tidak sengaja menemukan ide membuat boneka ini ketika ia membuat orang-orangan sawah.

Ia berfikir bahwa orang-orangan sawah itu mirip ayahnya dan terfikir untuk membuat beberapa boneka.

Dalam dua belas tahun terakhir ini, Tsukimi telah membuat lebih dari 350 boneka yang menggunakan kayu sebagai penegaknya.


Fritz Schumann

Ia meletakkan koran, jerami dan kain untuk memberikan volume pada boneka tersebut guys.

Nah, untuk menambah kesan dramatis, Tsukimi mulai memakaikan boneka-boneka itu dengan pakaian-pakaian lama guys.

Ide nyleneh Tsukimi ini sukses menarik wisatawan ke Nagoro lho.

Tentu saja ini sangat menguntungkan karena Tsukimi harus menjaga dan merawat beberapa boneka yang usang karena terpapar sinar matahari, seperti menggantinya dengan boneka baru ataupun hanya sekedar menggantikan pakaiannya.

3 dari 3 halaman

Usut punya usut, menurunnya populasi di Nagoro adalah suatu kondisi yang telah mempengaruhi puluhan desa di seluruh Jepang.

Satu pemicu masalah ini adalah tingkat kelahiran yang rendah.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Seleb
Tags:
NagoroShikokuJepangOsakaTribunTravel.com Ikan Shisamo Donburi
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved