Laporan Wartawan TribunTravel.com, Sinta Agustina
TRIBUNTRAVEL.COM - Mendaki gunung merupakan kegiatan olahraga yang dikombinasikan dengan rekreasi.
Karena sesuai perjalanan yang melelahkan, pendaki akan mendapatkan pemandangan indah di atas puncak.
Namun untuk mendapat itu semua, pendaki harus melewati berbagai macam trek, mulai dari trek landai hingga trek yang sangat terjal.
Sejumlah mara bahaya pun mengintai pendaki dan bisa menyerang kapanpun tanpa permisi.
Inilah lima kejadian berbahaya yang pernah dialami pendaki, seperti dirangkum dari sejumlah berita yang pernah dilaporkan TribunTravel.com.
1. Tersesat di Gunung Gede-Pangrango

TribunnewsBogor.com/Damanhuri
Pada Selasa (6/12/2016), tim SAR di kawasan Gunung Gede-Pangrango mendapatkan laporan kehilangan rombongan dari dua orang pendaki.
Sesuai laporan dua pendaki tersebut, mereka mendaki bersama 15 orang lainnya yang merupakan mahasiswa Universitas Binus yang akan mengadakan kegiatan ospek.
Namun nahas, rombongan tersebut malah tersesat di gunung.
Dikutip dari Tribun Bogor, belasan mahasiswa ini naik dari jalur Desa Cibeureum, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor yang memang sudah lama ditutup dan dilarang untuk pendakian.
Akibatnya satu dari rombongan yang berjumlah 17 orang tersebut meninggal dunia.
2. Hilang di Gunung Merbabu

Dokumentasi Basarnas Semarang
Sabtu (26/9/2016), seorang pendaki asal dari Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dinyatakan hilang di Gunung Merbabu, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Nugroho (19) dinyatakan hilang setelah terpisah dari rekan-rekannya sesama pendaki yakni Sofyan (18), Dian (18), dan Kowi (18) saat menuruni puncak gunung Merbabu pada Sabtu sore.
Kronologi bermula saat Nugroho dan ketiga rekannya mulai melakukan pendakian pada Jumat (23/9/2016) malam melalui jalur New Selo.
Setelah bermalam di Pos 3, rombongan tersebut melanjutkan pendakian pada Sabtu(24/9/2016) pagi.
Namun hanya Sofyan dan Kowi yang mencapai puncak, sedangkan Nugroho dan Dian menunggu di Sabana 2.
Turun dari puncak, mereka memutuskan untuk membagi menjadi dua tim dengan jarak sekitar 500 meter, yaitu Dian bersama Sofyan, sedangkan Nugroho bersama Kowi.
Saat turun terjadi hujan lebat dan tanpa disadari Nugroho telah terpisah dari Kowi.
Dian, Sofyan, dan Kowi kembali berjalan menuju basecamp dan memutuskan untuk mencari Nugroho keesokan harinya.
Pada Minggu (25/9/2016), Nugroho ditemukan di Jurang Dokguo dalam keadaan selamat.
3. Terjebak di Danau Segara Anak Saat Gunung Barujari Meletus

Tribunnews.com/Abdul Qodir
Gunung Barujari kembali meletus pada Selasa (27/9/2016) pukul 14.45 WITA, setelah sebelumnya sempat meletus.
Tinggi letusan abu vulkanik mencapai 2.000 meter dengan amplitudo 55 milimeter.
Dikutip TribunTravel.com dari Kompas.com, wisatawan asing yang naik gunung pada Senin (26/9/2016) tercatat sebanyak 136 orang dan pendaki lokal 18 orang.
Saat itu, seluruh pendaki tersebut masih berada di kawasan Danau Segara Anak yang jaraknya tak begitu jauh dari pusat letusan.
4. Pingsan di Gunung Sumbing

Istimewa
Pendaki asal Jakarta bernama Ayu Retnosari (24) pingsan saat melakukan pendakian di Gunung Sumbing.
Korban awalnya mendaki bersama empat rekannya yakni Nugroho Dwi (25) warga Jakarta, Sidiq Anwar (25), Haryanto dan Ridwan warga Bantul, Yogyakarta.
Mereka mendaki lewat Jalur Butuh pada Jumat (17/9/2016), dan saat tiba di pos 4 Ayu kelelahan dan tak bisa melanjutkan pendakian.
Ayu berhenti di pos 4 ditemani Nugroho, sedangkan tiga orang rekan lainnya melanjutkan perjalanan menuju puncak.
Pada Sabtu (18/9/2016) pukul 15.30 WIB, tiga orang rekannya turun dari puncak kembali bertemu korban dan Nugroho.
Namun sesampainya di pos 3, tiga rekan lainnya menemukan Ayu dalam keadaan mengkhawatirkan bahkan sampai tak sadarkan diri (pingsan).
Tim SAR gabungan dan warga kemudian langsung naik melakukan penjemputan dan berhasil mengevakuasi korban pada Senin (19/9/2016) sekitar pukul 05.00 pagi dalam kondisi selamat.
5. Meninggal di Gunung Semeru

TRIBUNTRAVEL.COM/SRI JULATI
Sabtu (8/10/2016) pendaki asal Depok, Jawa Barat dilaporkan meninggal di Gunung Semeru.
Dilaporkan korban bersama rombongan yang berjumlah 13 orang menginap semalam di Ranu Kumbolo, kemudian melanjutkan perjalanan ke Kalimati pada Kamis (6/10/2016).
Pada Jumat (7/10/2016), rombongan melanjutkan pendakian ke Puncak Mahameru.
Namun saat perjalanan, korban mengalami pusing dan muntah, sehingga korban bersama sembilan orang kembali ke Kalimati.
Sementara tiga orang lainnya tetap melanjutkan ke puncak.
Di tenda, kondisi korban semakin lemah meskipun sudah diobati dan dibungkus dengan sleeping bag.
Petugas tiba saat tengah malam dan memberi pertolongan kepada korban, namun nyawanya tak tertolong.