Travel Writer: Fadhil Ramadhan (@fadhilram)
TRIBUNTRAVEL.COM - Minggu (13/11/2016), Dieng terasa amat sangat padat lantaran bertepatan dengan akhir pekan.
Kami membayar Rp 10 ribu per orangnya, kemudian dipersilakan memasuki kawasan wisata Dieng.
Jalanan Dieng pagi itu diramaikan oleh para wisatawan berjaket dan ber-sweater tebal yang berhamburan di jalan.
Mobil, motor, dan sepeda berdesak-desakan berebut jalan.
Semua tempat wisata Dieng yaitu Telaga Warna, Candi Arjuna, Gardu Pandang Tieng, Gunung Prau, juga Bukit Sikunir, Minggu ini pasti sangat ramai.
Lambatnya jalan mobil yang kunaiki karena macetnya Dieng, membuat kedua mataku memperhatikan dengan seksama berbagai model ruko dan para wisatawan.
Terlihat rombongan pendaki yang berjumlah belasan sedang sama-sama memasukan perlengkapan mendakinya ke dalam ransel besar mereka yang berukuran 60 dan 80 liter, kelihatannya mereka akan mendaki Prau.
Terlihat lagi tiga orang pesepeda berkostum lengkap dengan sarung tangan, kacamata, dan helm sedang mengobrol, membicarakan Dieng yang macet ini.
Terlihat juga toko perlengkapan outdoor di pinggir jalan terlihat sepi pengunjung.
Bukit Baru, Skoter Namanya
Banyak dari para pemburu sunrise menjadikan Dieng sebagai tujuannya.
Apalagi kalau bukan karena indahnya paduan warna matahari dan langit pada matahari terbit, gradasi warna oranye, biru muda, dan biru tua.
Sebagaimana kita ketahui lokasi bagus untuk menyaksikan sunrise di Dieng adalah dari Gardu Pandang Tieng, Gunung Prau, dan Bukit Sikunir.
Namun ketiga tempat tersebut selalu ramai dan perlu mengantri untuk sampai ke puncaknya untuk kemudian menyaksikan sunrise dari atas sana.
Karena ketiga tempat itu ramai, aku memilih spot lain yang baru kukenal, Bukit Skoter namanya.

Istimewa/Fadhil Ramadhan
Bukit ini terletak di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah.
Pos retribusi Bukit Skoter berada di utara komplek obyek wisata Candi Arjuna.
Berjarak kurang lebih 1,7 km dari jalan utama Desa Dieng Kulon atau dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama 20 menitan dari jalan utama.
Biaya retribusi Bukit Skoter yaitu Rp 5 ribu per orangnya.
Dari pos retribusi, perlu berjalan 5 menit melewati persawahan warga untuk sampai di Bukit Skoter.

Istimewa/Fadhil Ramadhan
Di Bukit Skoter, terdapat menara dua tingkat dan gazebo kecil.
Dari Bukit Skoter, kita dapat melihat dengan luas daerah Dieng sampai Wonosobo.
Kalau kita datang pada dini hari, kita dapat melihat proses matahari terbit mulai dari muncul hingga meninggi.
Kita juga dapat melihat gumpalan awan tebal yang menyelimuti Gunung Sumbing, Gunung Sindoro, dan Gunung Slamet.
Tidak hanya itu, kalau kita datang pada sore hari menjelang petang, kita dapat melihat proses matahari tenggelam mulai dari langit berwarna oranye hingga menjadi gelap.
Jika hari telah gelap, suhu di Dieng menjadi amat dingin, apa lagi di Bukit Skoter, dianjurkan sekali untuk menggunakan jaket tebal untuk menjaga kehangatan tubuh.
Belum selesai dengan indahnya panorama serta sunrise dan sunset-nya, Bukit Skoter juga merupakan tempat terbaik untuk memotret bintang-bintang, maka Bukit Skoter disebut juga Bukit Bintang.
Menikmati malam dengan berkemah di Bukit Skoter pun tak jadi masalah kalau ingin mengincar potret milky way.
Melihat ke atas, ke arah bintang-bintang yang berkumpul di langit Dieng, juga melihat ke bawah, melihat kerlap-kerlip lampu Desa Dieng juga merupakan hal menyenangkan yang bisa kita lakukan di Bukit Skoter.

