lihat foto
Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Tiap-tiap negara tentu saja memiliki tradisi pernikahan yang berbeda-beda.
Perbedaan tradisi pernikahan ini dipengaruhi kultur budaya dan agama.
Tak hanya di Indonesia, hal ini juga berlaku di Jepang.
Meski modernisasi terus berjalan hampir dalam semua sektor, namun tradisi bagi masyarakatnya menjadi hal wajib yang harus dijaga.
Satu di antaranya adalah tradisi pernikahan.
Secara tradisional, upacara pernikahan dilakukan dengan ritual adat Shinto.
Ini sesuai dengan paham yang dianut sebagian besar masyarakat Jepang.
Tak hanya di kuil saja, upacara juga bisa dilakukan di hotel atau taman.
Uniknya tidak seperti upacara pernikahan umumnya yang bebas mengundang siapa saja, ritual ini justru dilakukan secara tertutup.
Dikutip TribunTravel.com pada laman japan-guide.com, tata cara ritual harus diilakukan sesuai dengan urutan yang diminta oleh Pendeta Shinto sebagai pemimpin ritual.
Pertama pasangan yang masing-masing menggunakan kimono ini akan disucikan.
Caranya dengan memberikan sake pada masing-masing pengantin.
Tapi sake tidak untuk diminum, melainkan hanya dihirup saja.
Setelah itu kedua mempelai akan mengucapkan sumpah suci yang disaksikan keluarga dan kerabat terdekat.
Jika sudah, maka anggota keluarga dari masing-masing mempelai akan saling bergantian menuangkan sake sebagai tanda bersatunya mereka sebagai sebuah keluarga.
Di akhir upacara, pasangan yang sudah resmi akan memberikan persembahan sebuah ranting Sakaki kepada dewa.
Setelah upacara berakhir, pasangan akan menyambut tamu dan pesta resepsi pun dimulai.
Biasanya masing-masing pihak akan mengundang 20 hingga 200 tamu, baik itu saudara, teman, rekan kerja, atau pemimpin di perusahaan.
Sembari berpesta, beberapa tamu akan memberi sambutan misalnya pidato, lagu, dan sejenisnya.
Dan pada akhir pesta, pasangan akan menyampaikan pidato terimakasih pada semua orang.
Kamu berminat menikah dengan memakai adat Jepang?
