TRIBUNTRAVEL.COM - Satu di antara panganan khas Semarang berupa adonan tipis nan renyah ini begitu populer tak hanya di Semarang, bahkan hingga kota-kota besar lainnya.
Namun, di kota aslinya leker punya juaranya sendiri, satu di antaranya adalah penjual leker di Semarang yang bertahan hingga tiga dekade.
Leker Paimo, mendengar namanya, pasti sudah tak asing lagi bagi di telinga muda-mudi Semarang.
Lokasinya di Jl. Karang Anyar No.37, Brumbungan, Kec. Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Eksis sejak 1980-an membuat usaha kuliner ini begitu populer.
Sejak tiga dekade yang lalu gerobak bersepedanya sudah berkeliling ke komplek-komplek dan mangkal di SD Kebon Dalem.
Sang penjual memang memiliki nama Paimo.
Namun sejak 1996, dirinya sudah tak kuat lagi berkeliling dan memutuskan untuk menetap di Jalan Kranggan Nomor 37, Semarang, tepatnya di depan Sekolah Kolese Loyola.
“Dulu bapak yang jualan, sebelum nikah dari pas muda tahun 80-an sudah jualan duluan. Dulu masih seribuan murah meriah, rasanya cuma coklat, keju, pisang,” ujar Paini, istri dari sang pelopor Leker Paimo saat dijumpai di tempatnya berjualan, Rabu (23/11/2016).
Menurut Rizki, pelanggan dari Semarang yang sering membeli Leker Paimo, leker tersebut terkenal dengan adonan dan varian topingnya.
“Adonannya itu lebih merah, jadi berasa aja. Terus topingnya juga banyak dan ada yang rasa mozarela, tuna, telor dan lain-lain,” ujar Rizki saat mengantre leker paimo yang sudah 30 menit lamanya, pada Rabu (23/11/2016).
Sejak 2001, leker ini memang menjual dengan rasa kekinian yang berbeda dari leker sebelumnya.
Yaitu varian toping telur, sosis, jagung, tuna, dan mozarela.
Selain tipe gurih, wisatawan banyak yang membeli varian rasa manis seperti coklat, keju, dan pisang untuk oleh-oleh.
Jangan heran jika pada akhir pekan kamu bisa menunggu hingga dua jam, karena wisatawan yang membeli untuk oleh-oleh bisa 50-70 leker dalam sekali beli.
“Ya kalau antre setengah jam itu cepet, biasanya di hari kerja. Kalau weekend bisa dua jam, soalnya belinya bisa sampe 70-an seorang buat oleh-oleh,” ujar Paini.
Saking ramainya ia mengatakan jika antrean sudah tak terbendung lagi dialihkan ke rumahnya yang tak jauh dari tempatnya berjualan sekarang.
Biasanya setiap Jumat, Sabtu, dan Minggu, sedangkan untuk ojek online sudah pasti dialihkan, agar tak menunggu lama.
Di rumahnya sendiri sudah bersiap Paimo, sang pionir yang selalu meracik adonan setiap hari, dibantu dua asistennya yang memasak leker tersebut.
Bagi yang ingin mencicipinya, kamu dapat datang ke sini selain tanggal libur nasional, mulai pukul 10.00 hingga 18.00 WIB.
Kamu dapat menikmatinya langsung di sini ditemani sejuknya pohon rindang di depan Sekolah Loyola.
Untuk harga satu porsi lekernya bervariasi, mulai Rp 1.500, untuk yang manis, hingga Rp 20 ribu untuk leker telor sosis keju mozarela. (Magang Tribunjateng/Irzal Adikurnia)